Amerika Serikat (AS) meyakini Rusia menggunakan rudal balistik jarak pendek untuk menyerang stasiun kereta di Kramatorsk, Ukraina bagian timur. Para pejabat AS menolak untuk mempercayai begitu saja bantahan yang disampaikan Rusia terkait serangan yang menewaskan puluhan orang itu.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/4/2022), otoritas Ukraina sejauh ini melaporkan sedikitnya 52 orang tewas, termasuk lima anak, dalam serangan pada Jumat (8/4) waktu setempat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut 300 orang lainnya mengalami luka-luka.
Zelensky juga menyebut Rusia 'jahat tanpa batas' setelah serangan roket menghantam stasiun yang dipenuhi para pengungsi yang menunggu kereta evakuasi.
Namun Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya membantah tuduhan bahwa pasukannya telah melancarkan serangan terhadap stasiun di Ukraina tersebut. Rusia malah menyebut serangan itu sebagai 'provokasi' dari pihak Ukraina.
Tidak hanya itu, Kementerian Pertahanan Rusia juga balik menuding serangan mematikan itu sebenarnya dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina sendiri, karena rudal taktis Tochka-U, yang serpihannya ditemukan di dekat stasiun kereta Kramatorsk, hanya digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, menyatakan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS meyakini pasukan Rusia menggunakan rudal SS-21 Scarab dalam serangan itu, namun motif serangan tidak jelas.
SS-21 Scarab merupakan nama yang digunakan aliansi militer NATO untuk menyebut tipe rudal yang dikenal sebagai Tochka di negara-negara bekas Uni Soviet.
Simak Video 'Stasiun KA Penuh Pengungsi Ukraina Diroket, 39 Orang Tewas':
(nvc/idh)