Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina telah merekayasa serangan roket ke sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk yang menewaskan sedikitnya 52 orang. Rusia menuding serangan mematikan itu sebenarnya dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina sendiri.
"Tujuan serangan rezim Kiev terhadap stasiun kereta api di Kramatorsk adalah untuk mengganggu keluarnya penduduk secara massal dari kota tersebut demi menggunakan mereka sebagai 'tameng manusia' untuk mempertahankan posisi Angkatan Bersenjata Ukraina," tuduh Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (9/4/2022).
Diklaim juga oleh Kementerian Pertahanan Ukraina bahwa serangan itu dilakukan pasukan Ukraina dari kota Dobropillya, yang berjarak 45 kilometer sebelah barat daya Kramatorsk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rudal-rudal taktis Tochka-U, yang serpihannya ditemukan di dekat stasiun kereta Kramatorsk, hanya digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam tuduhannya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan bahwa pasukannya telah melancarkan serangan terhadap stasiun di Ukraina tersebut. Rusia menyebut serangan itu sebagai 'provokasi' dari pihak Ukraina.
"Semua pernyataan perwakilan rezim nasionalis Kiev tentang 'serangan roket' yang diduga dilakukan oleh Rusia pada 8 April di stasiun kereta api di kota Kramatorsk adalah provokasi dan sama sekali tidak benar," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan pada Jumat (8/4) waktu setempat.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Rusia tidak memiliki misi serangan di Kramatorsk yang direncanakan untuk 8 April.
"Kami menekankan bahwa rudal taktis Tochka-U, yang pecahan-pecahannya ditemukan di dekat stasiun kereta Kramatorsk dan dipublikasi oleh saksi mata, hanya digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina," tambah Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.
Simak Video 'Stasiun KA Penuh Pengungsi Ukraina Diroket, 39 Orang Tewas':
Laporan terbaru dari otoritas Ukraina menyebut korban tewas akibat serangan di stasiun Kramatorsk itu bertambah menjadi 52 orang, termasuk lima anak-anak. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut 300 orang lainnya mengalami luka-luka.
Zelensky juga menyebut Rusia 'jahat tanpa batas' setelah serangan roket menghantam stasiun Kramatorsk itu. "Mereka secara sinis menghancurkan populasi sipil. Ini adalah kejahatan yang tidak memiliki batas," tegas Zelensky dalam pernyataan via media sosial.
"Dan jika tidak dihukum, ini tidak akan pernah berhenti," cetusnya.