AS Larang Semua Investasi Baru di Rusia Usai Pembantaian di Bucha

AS Larang Semua Investasi Baru di Rusia Usai Pembantaian di Bucha

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Apr 2022 11:56 WIB
Ukraina tuduh pasukan Rusia melakukan pembantaian di kota Bucha. Diketahui, kota itu kini telah kembali dikuasai pasukan Ukraina. Seperti apa kondisi di sana?
Larangan investasi di Rusia ini disebut dipicu oleh dugaan kekejaman pasukan Moskow di wilayah Ukraina (dok. Reuters)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS), berkoordinasi dengan G7 dan Uni Eropa, akan melarang semua investasi baru di Rusia. Larangan investasi ini menjadi bagian dari rentetan sanksi terbaru untuk Rusia terkait invasinya di Ukraina.

Seperti dilansir AFP, Rabu (6/4/2022), langkah gabungan itu diungkapkan oleh seorang sumber yang memahami penjatuhan sanksi-sanksi dari AS untuk Rusia. Disebutkan sumber itu bahwa larangan investasi tersebut juga untuk merespons dugaan kekejaman oleh pasukan Rusia di kota Bucha, pinggiran Kiev, ibu kota Ukraina.

"Akan mencakup larangan terhadap semua investasi baru di Rusia, peningkatan sanksi terhadap lembaga keuangan dan perusahaan milik negara di Rusia, dan sanksi-sanksi terhadap para pejabat pemerintah Rusia dan anggota keluarga mereka," ujar sumber itu kepada AFP pada Selasa (5/4) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, sumber tersebut menyatakan bahwa hukuman terbaru terhadap perekonomian Rusia ini dipicu oleh dugaan pembunuhan dan kekejaman lainnya yang dilakukan terhadap warga sipil di area-area Ukraina yang baru-baru ini ditinggalkan pasukan Rusia, salah satunya kota Bucha.

"Kami telah menyimpulkan bahwa Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina, dan informasi dari Bucha tampaknya menunjukkan bukti lebih lanjut untuk kejahatan perang itu," tutur sumber tersebut.

ADVERTISEMENT

Sanksi-sanksi baru itu, menurut sumber tersebut, 'akan memicu kerugian signifikan pada Rusia dan membawanya lebih jauh ke jalan menuju isolasi ekonomi, finansial dan teknologi'.

Simak juga Video: Menlu Retno: 32 WNI-Staf KBRI Pilih Tetap Tinggal di Ukraina

[Gambas:Video 20detik]



"Langkah-langkah ini akan merendahkan instrumen penting dari kekuatan negara Rusia, memicu kerugian akut dan ekonomi secara langsung terhadap Rusia, dan meminta pertanggungjawaban kleptokrasi Rusia yang mendanai dan mendukung (perang)," tegas sumber tersebut.

Diprediksi oleh sumber tersebut bahwa perekonomian Rusia akan menyusut hingga 15 persen tahun ini. "Kolapsnya ekonomi PDB Rusia akan menghapus keuntungan ekonomi selama 15 tahun terakhir di Rusia," tandas sumber tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads