Jerman mengungkapkan negara-negara Barat akan menyepakati penjatuhan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari ke depan. Hal ini terjadi setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di kota Bucha.
Seperti dilansir Reuters, Senin (4/4/2022), perekonomian Rusia diketahui menghadapi krisis terburuk sejak kolapsnya Uni Soviet tahun 1991 silam, setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya menjatuhkan sanksi-sanksi terkait invasi yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Pada Minggu (3/4), Rusia membantah pasukan militernya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di kota Bucha, setelah temuan kuburan massal dan ratusan mayat bergelimpangan di Bucha, sebuah kota kecil di sebelah timur laut Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia telah melancarkan genosida. Namun Rusia balik menuduh otoritas Ukraina merekayasa rekaman yang menunjukkan mayat-mayat di Bucha dan mempersiapkannya sebagai 'pertunjukan' untuk media-media Barat.
Sejumlah jurnalis Reuters yang mengunjungi kota Bucha pada Sabtu (2/4) lalu melihat langsung jenazah-jenazah bergelimpangan di jalanan kota yang berjarak 37 kilometer sebelah barat laut ibu kota Kiev tersebut. Sebuah kuburan massal yang ditemukan di salah satu gereja setempat masih terbuka, dengan tangan dan kaki tampak mencuat dari dalam timbunan tanah merah.
Kecaman untuk Rusia juga datang dari negara-negara Barat, yang memperingatkan lebih banyak sanksi akan dijatuhkan untuk Rusia.
"Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi (tindakan mereka)," tegas Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam pernyataan kepada wartawan.
(nvc/ita)