Hingga musim panas tahun lalu, Khalid Payenda masih menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) Afghanistan dan mengawasi anggaran sebesar US$ 6 miliar (Rp 86 triliun). Kini, tujuh bulan usai Kabul jatuh ke Taliban, Payenda mengemudikan kendaraannya menjadi sopir taksi online di Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir media terkemuka AS, The Washington Post, Senin (21/3/2022), Payenda mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menkeu sepekan sebelum Taliban menguasai Kabul tahun lalu. Saat itu, mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menegurnya dalam rapat publik dan kemudian mencelanya secara privat atas kegagalan Kementerian Keuangan untuk melakukan pembayaran relatif kecil ke sebuah perusahaan Lebanon.
Payenda menuturkan saat itu dia tidak berpikir pemerintahan Afghanistan akan jatuh, namun dia merasa telah kehilangan kepercayaan presiden. Dia mengaku khawatir jika Presiden Ghani menangkap dirinya dengan dakwaan palsu, oleh karena itu dia terbang ke AS menyusul istri dan anak-anaknya yang terlebih dulu mengungsi.
Saat ini, Payenda tinggal bersama keluarganya di Woodbridge, Virginia, AS, dan harus bekerja sebagai sopir Uber. Keberhasilannya kini diukur dalam ratusan dolar, bukan lagi miliaran dolar.
"Jika saya menyelesaikan 50 perjalanan dalam dua hari berikutnya, saya menerima bonus US$ 95 (Rp 1,3 juta)," tutur Payenda.
Menjadi sopir Uber kini menjadi cara Payenda menghidupi istri dan empat anaknya, setelah dia menghabiskan tabungannya untuk menyokong kehidupan keluarganya yang mengungsi ke AS. "Saya merasa sangat bersyukur untuk itu," ucap Payenda yang berusia 40 tahun ini.
"Itu berarti saya tidak perlu putus asa," imbuhnya.
Simak Video 'PBB: Saat Dunia Fokus ke Ukraina, Tolong Jangan Lupakan Afghanistan':
(nvc/ita)