Tercatat Rekor Tertinggi di China Saat Kasus Corona Melesat

Tercatat Rekor Tertinggi di China Saat Kasus Corona Melesat

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 15 Mar 2022 23:12 WIB
Workers control access into a closed off community on Sunday, March 13, 2022, in Beijing. The number of new coronavirus cases in an outbreak in Chinas northeast tripled Sunday and authorities tightened control on access to Shanghai in the east, suspending bus service to the city of 24 million and requiring a virus test for anyone who wants to enter. (AP Photo/Ng Han Guan)
China Cetak Rekor Kasus Harian Corona (Foto: AP/Ng Han Guan)
Jakarta -

Otoritas China melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 pada Selasa (15/3) sebanyak 5.280 kasus. Angka tersebut mencetak rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak awal pandemi virus Corona.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (15/3/2022), menurut Komisi Kesehatan Nasional, daerah yang paling parah terdampak COVID-19 adalah provinsi Jilin, China timur laut. Provinsi Jilin melaporkan lebih dari 3.000 kasus.

Selasa ini adalah hari keenam berturut-turut China melaporkan lebih dari 1.000 kasus baru COVID-19 dalam sehari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China selama ini telah berhasil menekan wabah skala besar melalui strategi "nol-COVID" yang ketat, yang melibatkan lockdown ketat yang mengharuskan sebagian besar populasi tetap di rumah mereka.

Setidaknya 10 kota dan kabupaten di seluruh negeri telah berada dalam lockdown karena lonjakan kasus terbaru, termasuk pusat teknologi Shenzhen, rumah bagi 17 juta orang.

ADVERTISEMENT

Wabah di pabrik-pabrik Grup Volkswagen di kota timur laut Changchun juga mendorong tiga situs ditutup pada Senin (14/3) setidaknya selama tiga hari. Otoritas berbagai kota lain termasuk Shanghai telah menutup lingkungan dan bangunan.

Pejabat-pejabat kesehatan China telah memperingatkan pembatasan yang lebih ketat akan segera dilakukan.

Media pemerintah melaporkan, dalam pertemuan darurat pada Senin (14/3) malam waktu setempat, Gubernur Jilin berjanji akan habis-habisan untuk "mencapai komunitas nol-COVID dalam seminggu".


China Lockdown Hampir 30 Juta Orang

Hampir 30 juta orang berada di bawah lockdown (penguncian) di China pada hari Selasa (15/3), ketika kasus-kasus infeksi COVID-19 melonjak tajam. Rekor lonjakan kasus tersebut telah membuat tes Corona massal kembali digelar. Banyak petugas kesehatan berpakaian hazmat turun ke jalan-jalan kota dalam skala yang tidak pernah terlihat sejak awal pandemi virus Corona.

Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (15/3/2022), otoritas China melaporkan 5.280 kasus baru COVID-19 baru pada hari Selasa, lebih dari dua kali lipat dibanding hari sebelumnya. Lonjakan kasus ini terjadi seiring varian Omicron yang sangat menular menyebar ke seluruh negeri yang telah terikat erat dengan strategi 'nol-COVID'.

Simak selengkapnya di halaman berikut

Strategi itu, yang berporos pada lockdown lokal yang ketat dan telah membuat China hampir terputus dari dunia luar selama dua tahun, tampaknya dipertaruhkan ketika Omicron menemukan jalannya ke komunitas.

Setidaknya 13 kota di seluruh China di-lockdown total pada hari Selasa, sementara berbagai kota lain berada dalam lockdown sebagian.

Provinsi Jilin di timur laut adalah yang terparah, dengan lebih dari 3.000 kasus baru pada Selasa, menurut Komisi Kesehatan Nasional.

Penduduk beberapa kota di sana termasuk ibu kota provinsi Changchun - rumah bagi sembilan juta orang - berada di bawah perintah tinggal di rumah.

Shenzhen, pusat teknologi berpenduduk 17,5 juta orang, tiga hari di-lockdown dengan banyak pabrik tutup dan rak-rak supermarket kosong. Sementara kota terbesar di China, Shanghai berada di bawah aturan pembatasan.


Biang Kerok China Rekor COVID-19 Tertinggi Sejak Awal Pandemi

Kasus COVID-19 di China mencetak rekor tertinggi sejak awal pandemi. Ini membuat pemerintah setempat kembali melarang orang-orang untuk bepergian dari satu kota ke kota lain.

Ahli penyakit menular dari rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Fudan Shanghai, Zhang Wenhong, mengatakan beberapa daratan di China masih berada dalam tahap awal dari 'kenaikan eksponensial'. Ia pun mengungkap biang kerok yang memicu wabah Corona terbesar di China sejak awal pandemi dua tahun lalu.

Kenaikan kasus ini didorong oleh munculnya subvarian Omicron BA.2 atau dikenal dengan 'Omicron Siluman'. Zhang mengatakan pada penelitian awal menunjukkan BA.2 ini dapat menyebar lebih cepat daripada varian Omicron asli, COVID-19 asli, dan varian Corona lainnya.

"Tetapi jika negara kita terbuka dengan cepat sekarang, itu akan menyebabkan sejumlah besar infeksi pada orang dalam waktu singkat," tulis Zhang yang dikutip dari APNews, Selasa (15/3/2022).

"Tidak peduli seberapa rendah tingkat kematiannya, itu masih akan menyebabkan kehabisan sumber daya medis dan kejutan jangka pendek bagi kehidupan sosial, menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki bagi keluarga dan masyarakat," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2
(yld/eva)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads