Pengakuan India yang tidak sengaja menembakkan rudal ke Pakistan berbuntut panjang. Pakistan bereaksi keras bahkan menuntut penyelidikan terkait insiden tersebut.
detikcom merangkum informasinya sebagai berikut:
Kemnhan India Ngaku Tak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan India dan Pakistan kini jadi sorotan setelah Kementerian Pertahanan India mengaku kejadian itu terjadi karena kerusakan teknis saat masa perawatan rutin. Kerusakan ini lah yang disebut menyebabkan penembakan rudal yang tidak disengaja.
"Dalam perawatan rutin, kerusakan teknis menyebabkan penembakan rudal yang tidak disengaja," kata Kementerian Pertahanan India.
Insiden itu disebut sangat disesalkan. Ia juga menambahkan bahwa "Masalah lega karena tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan itu,".
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Islamabad mengutuk apa yang disebutnya sebagai "pelanggaran tak beralasan atas wilayah udaranya oleh 'benda terbang supersonik' asal India,".
Respon Pakistan Soal Pengakuan India
Otoritas Pakistan menyebut rudal dari wilayah India jatuh di dekat Kota Mian Channy, yang berjarak 500 kilometer dari ibu kota Islamabad pada Rabu lalu (9/3). Rudal itu disebut tidak dilengkapi senjata (unarmed).
Penasihat Keamanan Nasional Pakistan Moeed Yusuf mengatakan bahwa India "sangat tidak bertanggung jawab" karena tidak segera memberi tentang peluncuran rudal yang tidak disengaja itu.
"Keadaan sebenarnya seputar insiden ini juga harus diselidiki untuk memastikan apakah ini peluncuran yang tidak disengaja atau sesuatu yang lebih disengaja," kata Yusuf di Twitter.
Kantor urusan luar negeri Pakistan telah memanggil utusan diplomatik India di Islamabad untuk mengajukan protes atas apa yang disebut mereka sebagai pelanggaran wilayah udara yang tidak beralasan. Insiden itu disebut dapat membahayakan penerbangan yang membawa penumpang dan nyawa warga sipil.
Pakistan menuntut penyelidikan bersama untuk menetapkan fakta-fakta terkait pengakuan India yang secara tidak sengaja menembakkan rudal ke wilayahnya.
"Masalah serius seperti ini menimbulkan beberapa pertanyaan mendasar mengenai protokol keamanan dan perlindungan teknis terhadap peluncuran rudal yang tidak disengaja atau tidak sah di lingkungan yang memiliki nuklir," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan sembari menambahkan bahwa India harus memberikan gambaran yang lebih jelas tentang insiden tersebut.
"Mengapa India gagal untuk segera memberi tahu Pakistan tentang peluncuran rudal yang tidak disengaja dan menunggu untuk mengakui setelah Pakistan mengumumkan insiden tersebut dan mencari klarifikasi?" imbuh pernyataan tersebut.
Dilansir Al Jazeera, Minggu (13/3/2022) Pakistan juga meminta India "untuk menjelaskan apakah rudal itu memang ditangani oleh angkatan bersenjatanya atau pihak yang berniat jahat".
Seorang pejabat senior keamanan Pakistan mengatakan kepada kantor berita Reuters dengan syarat anonim bahwa insiden itu telah meningkatkan kewaspadaan dan dapat meningkat menjadi "situasi kritis yang tidak diinginkan".
"Pengakuan bahwa itu adalah rudal sangat acuh tak acuh," katanya. "Apa yang dikatakan tentang mekanisme keamanan mereka dan kecakapan teknis senjata yang sangat berbahaya? Komunitas internasional perlu melihat ini dari dekat."
Pejabat itu mengatakan itu mungkin rudal BrahMos - rudal jelajah serangan darat berkemampuan nuklir yang dikembangkan bersama oleh Rusia dan India. Kedua negara belum secara resmi mengkonfirmasi jenis rudal tersebut.
Pejabat Pakistan bertanya-tanya apakah insiden itu berarti bahwa India memiliki "rudal dalam posisi siap diluncurkan dan menunjuk ke Pakistan, dan itu juga tanpa perlindungan sistem komando dan kontrol".
Sebelumnya pakar militer di masa lalu telah memperingatkan risiko kecelakaan atau kesalahan perhitungan oleh tetangga bersenjata nuklir, yang telah berperang tiga kali dan terlibat dalam banyak bentrokan bersenjata yang lebih kecil, biasanya di wilayah Kashmir yang disengketakan.
Ketegangan telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, dan insiden itu, yang mungkin merupakan yang pertama dari jenisnya, segera menimbulkan pertanyaan tentang mekanisme keamanan.
Menurut Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di AS, jangkauan rudal antara 300 km (186 mil) dan 500 km (310 mil), membuatnya mampu mengenai Islamabad dari landasan peluncuran India utara.