Otoritas Ukraina menyebut situasi di kota Mariupol kini kritis saat pasukan Rusia melanjutkan pengepungannya. Ukraina bahkan menyebut nyaris 1.600 warga sipil tewas di Mariupol sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (12/3/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim kota Mariupol telah dikepung sepenuhnya. Sementara para pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia secara sengaja mencegah warga sipil untuk keluar dari kota tersebut dan menghentikan konvoi kemanusiaan untuk masuk.
Gempuran militer Rusia dilaporkan menghalangi proses evakuasi warga sipil dari kota Mariupol pada Jumat (11/3) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina Iryna Vereshchuk dalam pernyataannya menyebut pasukan Rusia juga menghentikan sejumlah bus yang membawa orang-orang yang berupaya menyelamatkan diri dari wilayah sekitar Kiev.
Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Vadym Denysenko menyampaikan keraguannya bahwa upaya menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Mariupol akan berhasil dilakukan. Upaya terbaru untuk mengevakuasi warga sipil dari kota tersebut tampaknya telah gagal.
"Situasinya kritis," sebut Denysenko dalam pernyataannya.
Dewan kota Mariupol dalam pernyataan terpisah menyebut 1.582 warga sipil tewas di kota pelabuhan Laut Hitam itu sejak Rusia memulai invasinya pada akhir Februari lalu. Rusia menyangkal telah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebut sebagai 'operasi militer khusus' di Ukraina.
Dalam pernyataan via Facebook, militer Ukraina mengklaim bahwa para pembela Ukraina di Mariupol 'terus berhasil membuang semua sampah Rusia yang datang ke negara kita' dan hampir menghancurkan seluruh kelompok taktis Rusia pada Jumat (11/3) waktu setempat. Reuters tidak bisa memverifikasi klaim tersebut.
Simak Video: Presiden Ukraina Tuduh Rusia Culik Wali Kota Melitopol!
Warga kota Mariupol, kota strategis dengan 400 ribu penduduk, diketahui tidak mendapatkan pasokan listrik dan air selama lebih dari sepekan. Upaya untuk mengatur gencatan senjata lokal dan menetapkan jalur aman untuk evakuasi gagal dilakukan, dengan Ukraina dan Rusia saling menyalahkan.
Para pejabat kota Mariupol melaporkan bahwa gempuran militer Rusia tidak berhenti sepanjang Jumat (11/3) waktu setempat.
Kantor berita Rusia, TASS, yang mengutip Kementerian Pertahanan Rusia, melaporkan bahwa semua jembatan dan jalanan menuju Mariupol dihancurkan atau dipasangi ranjau oleh militer Ukraina.
Para pejabat Ukraina menyebut tiga orang tewas dalam serangan yang menghancurkan sebuah rumah sakit di Mariupol pada pekan ini. Pasokan juga menipis untuk beberapa hari terakhir.
"Seluruh dunia harus bersatu untuk menyelamatkan Mariupol. Kota ini ada dalam bencana kemanusiaan. Korban tewas bahkan tidak dikuburkan di sini," sebut mantan komandan milisi sayap kanan jauh yang dikenal sebagai Azov Battalion, Maksym Zhorin.