Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menyatakan para petempur dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah akan diperbolehkan untuk bertempur bagi Rusia dalam invasi di Ukraina. Hal ini dimungkinkan setelah Presiden Vladimir Putin menyetujui rencana mengirimkan relawan untuk bertempur di Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/3/2022), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuturkan bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mengatakan jika 'sebagian besar dari mereka yang ingin dan yang meminta (untuk bertempur) adalah warga negara negara-negara Timur Tengah dan warga Suriah'.
Rusia diketahui merupakan mitra penting bagi rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad ketika konflik pecah di Suriah. Militer Rusia membantu rezim Assad dalam pertempuran melawan oposisi dan pemberontak, yang berujung mengubah situasi menjadi menguntungkan rezim pemerintah Suriah.
Peskov mengatakan bahwa keputusan untuk mengirimkan relawan petempur ke Ukraina ini bisa diterima.
Dia bahkan mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) juga mendukung langkah-langkah mengirimkan tentara bayaran untuk bertempur bersama militer Ukrania.
"Jika Barat sangat antusias soal kedatangan tentara bayaran, maka kami juga memiliki relawan yang ingin berpartisipasi," ucap Peskov.
Rusia telah melancarkan operasi militer besar-besaran ke Ukraina sejak 24 Februari lalu, yang memicu aliran pengungsi besar-besaran ke Eropa dan berujung tuduhan kejahatan perang.
Simak Video: Putin Setuju Kirim Relawan Asing Bertempur ke Ukraina
(nvc/ita)