Masuki Hari Kelima, Begini Situasi Terkini Invasi Rusia ke Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 01 Mar 2022 11:13 WIB
Tentara Ukraina memeriksa kendaraan militer yang rusak usai pertempuran dengan pasukan Rusia (AP Photo/Marienko Andrew)
Kiev -

Invasi militer Rusia ke Ukraina terus berlanjut dengan perundingan damai antara kedua negara digelar untuk pertama kalinya. Belarusia, sekutu Rusia, juga dilaporkan bersiap mengirimkan pasukannya ke Ukraina untuk bergabung dengan invasi Rusia.

Berikut perkembangan situasi terkini untuk konflik Rusia dan Ukraina yang terus berlangsung:

- Pesawat Terbesar di Dunia Hancur Akibat Serangan Rusia di Ukraina!

Pesawat kargo Antonov-225 milik Ukraina, yang merupakan jenis pesawat terbesar di dunia dihancurkan serangan militer Rusia di luar ibu kota Kiev pada Minggu (27/2) waktu setempat.

Seperti dilansir dari AFP, Senin (28/2/2022), pesawat kargo Antonov-255 itu dihancurkan Rusia saat diparkir di Bandara Antonov di Gostomel.

"Penjajah menghancurkan kebanggaan otoritas penerbangan Ukraina, AN-225," sebut Ukroboronprom, kelompok perusahaan multi-produk yang dikelola pemerintah Ukraina, dalam pernyataannya.

- Putin Perintahkan Pasukan Nuklir Rusia Disiagakan, AS Meradang!

Amerika Serikat (AS) mengecam keras langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang menempatkan pasukan nuklir negaranya dalam siaga tinggi. Ditegaskan AS bahwa langkah semacam itu berbahaya dan tidak bisa diterima.

Seperti dilansir Reuters, Senin (28/2/2022), dalam mengeluarkan perintah untuk mempersiapkan senjata nuklir Rusia, Putin menyebut adanya 'pernyataan agresif' dari negara-negara NATO dan sanksi yang meluas dari negara-negara Barat, yang disebutnya 'ilegal'.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Linda Thomas-Greenfield, menuturkan kepada program televisi CBS 'Face the Nation' bahwa tindakan Putin itu semakin meningkatkan konflik dan 'tidak bisa diterima'.

- Pasukan Rusia Diyakini Kesulitan Hadapi Perlawanan Sengit Ukraina

Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) meyakini pasukan militer Rusia tengah menghadapi kesulitan untuk mendekati dua kota terbesar di Ukraina. Sejak melancarkan invasi empat hari lalu, pasukan Rusia belum juga mampu menguasai ibu kota Kiev dan Kharkiv.

Seperti dilansir AFP, Senin (28/2/2022), sejumlah pejabat AS menuturkan bahwa Rusia kini telah mengerahkan sekitar dua pertiga dari total 150.000 tentara yang tergabung dalam pasukan tempur yang diposisikan di perbatasan.

Namun, menurut informasi yang dimiliki Pentagon, pasukan Rusia belum mencapai tujuan yang ditetapkan sebelum invasi dimulai.

- Ledakan Kembali Terdengar di Ibu Kota Ukraina, Gedung Permukiman Kena Rudal

Rentetan suara ledakan dilaporkan kembali terdengar di ibu kota Kiev, Ukraina, pada Senin (28/2) pagi, setelah sempat sunyi selama beberapa jam. Sebuah gedung permukiman di Chernihiv, pinggiran timur laut Kiev, disebut terkena serangan rudal Rusia.

Seperti dilansir BBC, Senin (28/2/2022), laporan kantor berita Ukraina, Ukrinform, menyebut serangan kembali terjadi di Kiev dan Kharkiv, dua kota terbesar di Ukraina.

Setelah beberapa jam hening di ibu kota Kiev, menurut Ukrinform yang mengutip Dinas Khusus Ukraina, suara sejumlah ledakan kembali terdengar di Kiev dan Kharkiv pada Senin (28/2) pagi waktu setempat.

- Bergabung Rusia, Belarusia Bersiap Kirim Pasukan Menginvasi Ukraina

Belarusia, yang mendukung invasi militer Rusia, dilaporkan juga akan ikut mengerahkan pasukannya ke Ukraina. Pesan yang beredar di kalangan diplomatik menyebut pasukan udara Belarusia bersiap untuk menginvasi Ukraina segera.

Seperti dilansir media lokal Ukraina, The Kyiv Independent, Senin (28/2/2022), informasi yang didasarkan dari sejumlah jurnalis oposisi Belarusia itu menyebutkan bahwa pasukan khusus Belarusia telah menaiki pesawat militer pada Minggu (27/2) waktu setempat, bersiap untuk pengerahan di atau dekat Kiev dan Zhytomyr.

Simak Video 'Hari Kelima Invasi, Rusia-Ukraina Akhirnya Negosiasi':






(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork