Situasi kian panas! Sebanyak dua belas anggota misi diplomatik Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah diperintahkan untuk meninggalkan Amerika Serikat pada 7 Maret mendatang. Pengusiran itu diungkapkan oleh Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (1/3/2022), Nebenzia mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers di markas besar PBB di New York, bahwa dia baru saja mengetahui tentang pengusiran itu.
AFP tidak segera dapat mengkonfirmasi perintah tersebut secara independen dan juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan dia tidak berkomentar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini berita buruk," kata Nebenzia, menolak untuk merinci apakah dia termasuk di antara mereka yang disuruh pergi.
Dia tidak menyampaikan alasan apa pun yang diberikan oleh Amerika Serikat atau apakah langkah itu terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan pada briefing terpisah di Washington, bahwa dia tidak memiliki rincian apa pun mengenai hal itu."
"Saya yakin kami akan mengatakan lebih banyak tentang ini nanti," katanya.
Menurut sumber diplomatik Rusia, misi Rusia untuk PBB memiliki sekitar 100 staf.
Pengusiran ini dilakukan AS di tengah masih berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan foto satelit terbaru mengungkapkan konvoi besar-besaran militer Rusia, termasuk ratusan tank, tengah bergerak menuju Kiev, ibu kota Ukraina.
Simak Video 'Sekjen PBB soal Krisis di Ukraina: Hentikan Pertempuran!':
Di tengah perang, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi menandatangani dokumen pengajuan keanggotaan Uni Eropa untuk negaranya. Hal itu dilakukan setelah Zelensky meminta Uni Eropa untuk 'secara mendesak' menerima Ukraina bergabung dengan blok negara-negara Eropa tersebut.
Seperti dilansir NPR dan Reuters, Selasa (1/3/2022), akun Facebook resmi Zelensky menampilkan foto-foto saat Presiden Ukraina itu menandatangani dokumen pengajuan keanggotaan Uni Eropa dengan didampingi Perdana Menteri Ukraina dan ketua parlemen Ukraina.
"(Zelensky) Baru saja menandatangani dokumen bersejarah -- aplikasi Ukraina untuk keanggotaan Uni Eropa," sebut wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andrii Sybiha, dalam pernyataan via Twitter.