Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer di Ukraina untuk membela separatis di wilayah timur negara itu. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan Putin di saat negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat untuk membahas krisis Rusia-Ukraina.
Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (24/2/2022), pada awal sesi DK PBB itu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengajukan permohonan berapi-api kepada pemimpin Rusia itu untuk mundur dari ambang perang dengan Ukraina.
"Presiden Putin, hentikan pasukan Anda dari menyerang Ukraina, beri kesempatan untuk perdamaian, terlalu banyak orang telah tewas," kata Guterres dalam pertemuan darurat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, hanya beberapa menit kemudian, Putin membuat pidato mengejutkan yang disiarkan televisi Rusia, mengumumkan bahwa dia telah "membuat keputusan operasi militer di Ukraina."
Meskipun pengumuman itu datang tepat setelah dimulainya sesi Dewan Keamanan, para anggota yang berbicara tetap berpegang pada pidato yang telah mereka siapkan, yang sebagian besar menggemakan seruan Guterres.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengimbau Putin untuk "mundur dari jurang."
"Kirim pasukan Anda dan tank Anda dan pesawat Anda kembali ke barak dan hanggar mereka dan kirim diplomat Anda ke meja perundingan," katanya.
Simak Video 'Sekjen PBB ke Putin: Hentikan Pasukan Anda Menyerang Ukraina':
Peringatan akan kemungkinan invasi Rusia telah meningkat selama berminggu-minggu, ketika Moskow mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina, dan awal pekan ini mengakui kemerdekaan dua wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri.
Sampai akhirnya pada Kamis (24/2) pagi waktu setempat, dalam pidato mengejutkan yang disiarkan televisi Rusia, Putin menyampaikan pengumuman dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina.
Dalam pidatonya itu, Putin mengklaim bahwa operasi militer itu dimaksudkan untuk melindungi warga sipil.
Dilansir dari Associated Press, Kamis (24/2/2022), Putin mengatakan tindakan itu dilakukan sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki Ukraina. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada "rezim" Ukraina.
Putin pun memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat."