Wanti-wanti Dunia Soal Perang Terbesar Eropa Gegara Rusia Vs Ukraina

Wanti-wanti Dunia Soal Perang Terbesar Eropa Gegara Rusia Vs Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 22 Feb 2022 06:32 WIB
A Russian Yars intercontinental ballistic missile is launched during the exercises by nuclear forces in an unknown location in Russia, in this still image taken from video released February 19, 2022.  Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT.
Foto ilustrasi: Rudal balistik Rusia (Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS)
London -

Konflik Rusia versus Ukraina belum dingin di negara bersalju itu. Kini dunia mengantisipasi perang besar di Benua Biru.

Sebagaimana diketahui, Rusia menggelar latihan militer di daerah tapal batasnya, berseberangan dengan Ukraina, negara yang dulu merupakan bagian dari Uni Soviet. Ukraina sendiri sudah ogah jalan bareng dengan Rusia dan lebih dekat dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), bersama dengan kubu Amerika Serikat dan negara-negara maju Eropa Barat.

Setelah pasukan Rusia dikabarkan mulai balik kanan dari perbatasan, dan juga setelah 'ramalan intelijen' serangan Rusia ke Ukraina pada 16 Februari tidak terbukti, kini muncul lagi 'ramalan intelijen' terbaru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intelijen menunjukkan Rusia bermaksud meluncurkan invasi yang akan mengepung ibukota Ukraina, Kiev," kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dilansir BBC, Minggu (20/2).

Menurut perkiraan terkini pemerintah Amerika Serikat (AS), ada sekitar 169.000-190.000 tentara Rusia yang saat ini ditempatkan di sepanjang perbatasan Ukraina, baik di Rusia dan tetangga Belarusia - di mana angka ini juga termasuk para pemberontak di Ukraina timur.

ADVERTISEMENT

"Saya takut untuk mengatakan bahwa rencana yang kita lihat adalah untuk sesuatu yang bisa menjadi perang terbesar di Eropa sejak 1945," kata Boris Johnson.

PM Inggris Boris Johnson Terancam Dilengserkan Partai SendiriPM Inggris Boris Johnson. Foto: DW (News)

Dilansir CNN, Senin (21/2), Presiden AS Joe Biden yakin Presiden Rusia Vladimir Putin sudah membuat keputusan untuk menyerang. Meski begitu, AS bakal terus mengupayakan diplomasi hingga mentok.

"Seperti yang dikatakan Presiden (Joe Biden), kami percaya bahwa Putin telah membuat keputusannya, titik," kata Wakil Presiden Kamala Harris kepada CNN di MΓΌnchen, Minggu (20/2) kemarin.

U.S. Vice President Kamala Harris delivers a speech at Gardens by the Bay in Singapore before departing for Vietnam on the second leg of her Southeast Asia trip, Tuesday, Aug. 24, 2021. (Evelyn Hockstein/Pool Photo via AP)Wapres AS Kamala Harris (Evelyn Hockstein/Pool Photo via AP)

Dilansir Reuters, perusahaan teknologi yang berkantor di AS, Maxar Technologies, telah melacak pengerahan pasukan Rusia ke dekat perbatasan Ukraina selama berminggu-minggu. Namun citra-citra satelit terbaru yang dirilis Maxar itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh Reuters.

Selanjutnya, wanti-wanti:

Lihat juga Video: PM Inggris: Putin Langgar Hukum Internasional Soal Kemerdekaan Ukraina Timur

[Gambas:Video 20detik]




Wanti-wanti

Bila Rusia benar-benar berani main serang Ukraina, Inggris dan AS akan memberi sanksi ke Rusia. Kata Boris Johnson, Inggir dan AS akan menghentikan perusahaan-perusahaan Rusia berdagang dalam pound dan dolar.

AS juga memberikan wanti-wanti ke warganya sendiri. Kedutaan Besar AS di Moskow mengingatkan agar warganya di Rusia menjauhi tempat-tempat umum. Soalnya, ada potensi terjadi serangan di tempat umum di kota-kota besar.

"Menurut sumber media, ada ancaman serangan terhadap pusat perbelanjaan, stasiun kereta api dan metro, dan tempat-tempat berkumpul umum lainnya di daerah-daerah perkotaan besar," kata Kedutaan Amerika Serikat dalam pernyataannya seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (21/2).

Dalam pernyataannya, Kedutaan AS menyebutkan ada risiko serangan di Moskow dan Saint Petersburg, serta di daerah-daerah ketegangan yang meningkat di sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina.

Lenin Mausoleum di Red SquareLenin Mausoleum di Red Square Foto: (titry frilyani/d'Traveler)

Kedutaan AS mengingatkan warga AS di Rusia untuk "menghindari keramaian" dan "memiliki rencana evakuasi yang tidak bergantung pada bantuan pemerintah AS".

Selama berminggu-minggu, negara-negara Barat telah memperingatkan bahwa Moskow dapat meluncurkan serangan terhadap Ukraina sewaktu-waktu.

AS juga memperingatkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bahwa Rusia memiliki daftar warga Ukraina yang akan dibunuh atau dikirim ke kamp-kamp jika invasi sungguh dilancarkan. Peringatan itu disampaikan dalam surat ke Komisioner TInggi PBB untuk HAk Asasi Manusia (HAM) Michelle Bachelet, salinannya didapat AFP, Minggu (20/2).

Surat tersebut ditandatangani Dubes AS untuk PBB di Jenewa Bathsheba Nell Crocker. Isi surat itu adalah AS memperingatkan invasi dalam waktu dekat oleh tentara Rusia yang dikerahkan di dekat perbatasan Ukraina, menyatakan AS 'sangat prihatin' dan memperingatkan potensi 'bencana HAM'.

"AS memiliki informasi kredibel yang mengindikasikan pasukan Rusia membuat daftar warga Ukraina yang diidentifikasi untuk dibunuh atau dikirim ke kamp-kamp setelah pendudukan militer," demikian disebutkan dalam surat AS untuk PBB itu.

"Kami juga memiliki informasi kredibel bahwa pasukan Rusia kemungkinan akan menggunakan langkah-langkah mematikan untuk membubarkan unjuk rasa damai atau sebaiknya, menangkal latihan damai dari resistansi yang dirasakan dari populasi sipil," imbuh surat tersebut.

Perkiraan AS dan sekutu-sekutu Barat menyebut Rusia mengerahkan lebih dari 150.000 tentaranya ke dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Selanjutnya, Jokowi bicara:

Jokowi: Perang tak boleh terjadi!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan pernyataan tentang situasi terkini di Ukraina. Jokowi meminta semua pihak menahan diri.

"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," tulis Jokowi.

Presiden JokowiPresiden Jokowi Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Jokowi mengajak semua pihak untuk bekerja sama. Dia membeberkan sejumlah masalah yang harus dihadapi saat ini, yakni pandemi COVID-19. Dunia perlu memulihkan kondisi ekonomi dan mencegah kelangkaan pangan, bukan malah berperang.

Halaman 2 dari 3
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads