AS: Rusia Punya Daftar Warga Ukraina yang Akan Dibunuh-Ditahan saat Invasi

AS: Rusia Punya Daftar Warga Ukraina yang Akan Dibunuh-Ditahan saat Invasi

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 21 Feb 2022 16:28 WIB
Fighter jets of the Russian and Belarusian air forces fly in a joint mission during the Union Courage-2022 Russia-Belarus military drills in Belarus, Thursday, Feb. 17, 2022. Russia has deployed troops to its ally Belarus for sweeping joint military drills that run through Sunday, fueling Western concerns that Moscow could use the exercise to attack Ukraine from the north. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr)
Ilustrasi -- Jet-jet tempur Rusia dan Belarusia mengudara dalam latihan militer gabungan di tengah krisis Ukraina (dok. AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr)
Jenewa -

Amerika Serikat (AS) memperingatkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bahwa Rusia memiliki daftar warga Ukraina yang 'akan dibunuh atau dikirim ke kamp-kamp' jika invasi sungguh dilancarkan.

Seperti dilansir AFP, Senin (21/2/2022), peringatan itu disampaikan AS dalam suratnya kepada Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Michelle Bachelet, yang salinannya didapatkan AFP pada Minggu (20/2) waktu setempat.

Surat tersebut, yang dikirimkan saat AS memperingatkan invasi dalam waktu dekat oleh tentara Rusia yang dikerahkan di dekat perbatasan Ukraina, menyatakan AS 'sangat prihatin' dan memperingatkan potensi 'bencana HAM'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AS memiliki informasi kredibel yang mengindikasikan pasukan Rusia membuat daftar warga Ukraina yang diidentifikasi untuk dibunuh atau dikirim ke kamp-kamp setelah pendudukan militer," demikian disebutkan dalam surat AS untuk PBB itu.

"Kami juga memiliki informasi kredibel bahwa pasukan Rusia kemungkinan akan menggunakan langkah-langkah mematikan untuk membubarkan unjuk rasa damai atau sebaiknya, menangkal latihan damai dari resistansi yang dirasakan dari populasi sipil," imbuh surat tersebut.

ADVERTISEMENT

Surat yang ditandatangani oleh Duta Besar AS untuk PBB di Jenewa, Bathsheba Nell Crocker, itu juga memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina bisa membawa serta pelanggaran HAM seperti penculikan atau penyiksaan, dan bisa menargetkan pembangkang politik dan agama dan etnis minoritas.

Perkiraan AS dan sekutu-sekutu Barat menyebut Rusia mengerahkan lebih dari 150.000 tentaranya ke dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Rusia menyangkal pihaknya berencana menyerang negara tetangganya. Namun juga menuntut jaminan keamanan bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO dan agar sekutu-sekutu Barat menarik pasukannya dari kawasan Eropa Timur.

Tuntutan Rusia itu ditolak mentah-mentah oleh negara-negara Barat.

Sementara itu dalam peringatan terkini, seperti dilansir CNN, laporan intelijen terbaru AS menunjukkan perintah telah dikirimkan ke komandan Rusia untuk melanjutkan serangan ke Ukraina. Hal tersebut diungkapkan oleh dua sumber pejabat AS yang memahami informasi intelijen tersebut.

Laporan intelijen AS mengenai perintah kepada komandan taktis dan operasi intelijen merupakan salah satu dari beberapa indikator yang diawasi AS untuk menilai apakah persiapan Rusia telah memasuki tahap akhir untuk kemungkinan invasi.

Indikator lain seperti gangguan elektronik dan serangan siber yang meluas, belum diamati. Sumber tersebut memperingatkan perintah selalu dapat ditarik atau itu bisa juga menjadi informasi yang salah, yang dimaksudkan untuk membingungkan dan menyesatkan AS dan sekutunya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads