Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte telah menyampaikan permintaan maaf atas kekerasan ekstrem dan sistematis saat perang kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1950. Namun, anggota parlemen Belanda, Geert Wilders mengkritik permintaan maaf pemerintah Belanda tersebut.
Politisi sayap kanan itu menganggap bahwa permintaan maaf itu tidak pantas karena Belanda juga banyak dirugikan selama perang kemerdekaan Indonesia. Malah menurutnya, justru Indonesia yang harus meminta maaf kepada Belanda.
"Di mana permintaan maaf dari pihak Indonesia atas kekerasan mereka terhadap Belanda dan Bersiap? Menghukum tentara Belanda adalah memalsukan sejarah. Mereka adalah pahlawan. Kita harus berdiri di belakang veteran kita. Permintaan maaf tidak pantas," demikian cuitan politisi kontroversial itu dalam bahasa Belanda di akun Twitter pribadinya @geertwilderspvv, Sabtu (19/2/2022).
Selama ini, periode 1945-1947 di Indonesia dikenal sebagai Agresi Belanda. Sementara Belanda mengenang periode itu sebagai 'Periode Bersiap', yang menurut sebagian pihak di negeri itu, banyak tentaranya tewas selama periode itu.
Sebelumnya, PM Mark Rutte meminta maaf atas kekerasan ekstrem selama perang kemerdekaan Indonesia. Permintaan maaf disampaikan setelah riset Belanda menunjukkan tentara Belanda melakukan kekerasan ekstrem terhadap rakyat Indonesia dalam perang 1945-1950.
Simak juga 'Museum di Belanda Bikin Pameran Tentang Kemerdekaan Indonesia':
(ita/ita)