Rusia mengumumkan latihan militer di wilayah Crimea, yang dicaplok dari Ukraina tahun 2014 lalu, telah berakhir dan pasukannya kembali ke garnisun mereka. Pengumuman ini disampaikan sehari setelah Rusia mengumumkan penarikan sebagian tentaranya dari dekat perbatasan Ukraina.
"Unit-unit Distrik Militer Selatan, setelah menyelesaikan partisipasi mereka dalam latihan taktis, tengah bergerak ke titik pengerahan permanen mereka," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (16/2/2022).
Televisi nasional Rusia menunjukkan gambar-gambar saat unit militer menyeberangi jembatan yang menghubungkan Crimea dengan daratan utama Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia menyebut sejumlah tank, kendaraan infanteri dan artileri meninggalkan Crimea dengan kereta api.
Pengumuman ini disampaikan sehari setelah Rusia mengumumkan penarikan sebagian tentaranya yang dikerahkan ke dekat perbatasan Ukraina.
Namun para pemimpin negara-negara Barat tetap khawatir bahwa Rusia masih bisa melancarkan serangan terhadap Ukraina. Dalam peringatan terbaru, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyatakan bahwa serangan oleh Rusia tetap 'sangat mungkin'.
Biden juga mengatakan bahwa meski Rusia mengklaim telah menarik tentaranya, AS dan sekutu-sekutunya belum bisa memverifikasi klaim tersebut.
Dia bahkan mengatakan AS memperkirakan ada 150.000 tentara Rusia yang kini mengepung Ukraina -- jumlah yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sekitar 100.000 tentara.
"Memang, analisis kita mengindikasikan bahwa mereka tetap berada dalam posisi yang sangat mengancam," cetusnya. "Invasi tetap mungkin terjadi," tegas Biden.
Sementara Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan negaranya tidak menginginkan perang terjadi di Eropa. Penegasan itu disampaikan Putin setelah bertemu Kanselir Jerman, Olaf Scholz, yang berkunjung ke Moskow dalam upaya meredakan ketegangan.
Saat ditanya wartawan DW soal kemungkinan terjadinya perang, Putin menegaskan bahwa: "Kami tidak ingin perang di Eropa."