Sejumlah pihak menyayangkan atas apa yang dialami Mona Heidari, usai kepalanya dipenggal dan diarak keliling kota Ahvaz, Iran. Salah satunya adalah Wakil Presiden untuk urusan perempuan Iran, Ensieh Khazali.
Dilansir AFP, Minggu (13/2/2022) pembunuhan Mona Heidari jadi sorotan usai viral viral yang menampakkan suaminya, Sajjad Heidari membawa potongan kepala Mona dengan satu tangan. Sementara tangan lainnya membawa sebilah pisau. Senyuman di wajah Sajjad kian menambak miris publik.
Ensieh Khazali meminta parlemen mengambil "langkah-langkah mendesak" dan pada pihak berwenang untuk meningkatkan kesadaran untuk mencegah kasus-kasus seperti yang dialami Mona Heidari terulang kembali.
Sejumlah surat kabar dan media sosial Iran diwarnai curahan keterkejutan dan kemarahan atas pembunuhan Mona Heidari. Banyak dari mereka menuntut reformasi sosial dan hukum di Iran.
"Seorang manusia dipenggal, kepalanya ditampilkan di jalan-jalan dan pembunuhnya bangga," kata harian reformis Sazandegi.
"Bagaimana kita bisa menerima tragedi seperti itu? Kita harus bertindak agar femisida tidak terjadi lagi."
Pembuat film feminis terkenal Tahmineh Milani menulis di Instagram: "Mona adalah korban dari ketidaktahuan yang menghancurkan. Kita semua bertanggung jawab atas kejahatan ini."
Tak hanya itu, seruan agar dihidupkan kembali reformasi undang-undang untuk perlindungan perempuan dari kekerasan dalam rumah tangga dan untuk menaikkan usia legal untuk menikah digaungkan. Saat ini, Iran mengatur batas usia minimal untuk menikah bagi perempuan adalah 13 tahun, sementara laki-laki 15 tahun.
Menurut media Iran, Mona Heidari baru berusia 12 tahun ketika dia menikah. Mona kini memiliki seorang putra berusia tiga tahun.
Pengacara Ali Mojtahedzadeh, di koran reformis Shargh, menyalahkan "celah hukum" karena "membuka jalan bagi pembunuhan demi kehormatan".
Rekan anggota parlemen Elham Nadaf mengatakan kepada kantor berita ILNA: "Sayangnya, kami menyaksikan insiden seperti itu karena tidak ada langkah konkret untuk memastikan penerapan undang-undang untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan."
Tayangan video viral perilaku Sajjad yang dimuat di situs web berita Rokna ditutup Pemerintah Iran. Video tersebut dinilai 'mengganggu masyarakat secara psikologis'.
Tonton juga Video: Melihat Uji Coba Rudal Baru Buatan Iran: Khaibar-Buster!
(izt/imk)