Lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) di Jerman diyakini telah mencapai puncaknya. Situasi itu, menurut Kanselir Olaf Scholz, menandakan Jerman bisa segera melonggarkan pembatasan ketat saat gelombang Corona mulai mereda.
"Prakiraan ilmiah menunjukkan bahwa titik tertinggi gelombang sudah di depan mata," tutur Scholz di hadapan majelis tinggi parlemen Jerman, seperti dilansir AFP, Jumat (11/2/2022).
"Itu akan memungkinkan kita untuk melihat langkah pertama pembukaan kembali selama rapat pekan depan antara pemerintah federal dan negara bagian, dan kemudian langkah lebih lanjut untuk musim semi," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama beberapa pekan, Jerman membatasi akses ke bar dan restoran hanya bagi orang-orang yang telah menerima dosis booster atau yang sudah divaksinasi penuh, atau baru sembuh dari Corona.
Pembatasan kontak juga diberlakukan dengan membatasi orang yang hadir dalam pertemuan privat menjadi hanya 10 orang, atau dua rumah tangga jika ada satu orang yang tidak divaksinasi yang ikut hadir.
Scholz dijadwalkan akan menggelar rapat dengan para pemimpin 16 negara bagian Jerman pada Rabu (16/2) pekan depan untuk memutuskan langkah selanjutnya dalam menghadapi pandemi Corona.
Simak juga 'Susul Israel, Jerman Pertimbangkan Dosis Vaksin Covid-19 Keempat':
Pada Jumat (11/2) waktu setempat, Jerman melaporkan 240.172 kasus baru Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir. Angka ini menandai penurunan pertama sejak awal tahun untuk jumlah kasus mingguan.
Negara-negara bagian di Jerman, yang jumlah totalnya mencapai 16, diketahui memiliki otonomi signifikan dalam menerapkan pembatasan mulai dari aturan wajib masker di transportasi umum hingga apakah anak-anak harus menjalani home-schooling. Beberapa negara bagian itu mulai melonggarkan pembatasan Corona.
Rencana pemerintah Jerman untuk mewajibkan vaksinasi untuk masyarakat umum juga goyah, setelah Bavaria menjadi negara bagian pertama yang mencabut aturan wajib vaksin bagi tenaga kesehatan (nakes) untuk mulai 15 Maret.