Unjuk rasa bernama 'Konvoi Kebebasan' ini dimulai 9 Januari di Kanada bagian barat saat para sopir truk menggelar aksi protes karena marah pada aturan wajib vaksin untuk melintasi perbatasan Kanada-AS. Sejak saat itu, aksi protes ini meluas menjadi unjuk rasa menentang pembatasan Corona dan pemerintahan Trudeau.
Penyelenggara aksi, Tama Lich, menyebut para aktivis bersedia untuk terlibat dengan pemerintah guna mencari jalan keluar dari krisis ini, namun juga bersikeras menyerukan pembatasan Corona dilonggarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang kami coba lakukan sekarang adalah menjangkau semua pihak federal agar kami bisa duduk bersama," sebutnya.
Dengan hanya sekitar 10 persen warga dewasa di Kanada yang tidak divaksinasi, menurut survei terbaru, sebanyak 32 persen populasi mendukung unjuk rasa menentang aturan wajib vaksin ini.
Menteri Keamanan Publik, Macro Mendicino, mengecam unjuk rasa itu dan menyatakan dukungan terhadap vaksinasi. "Kita tidak bisa membiarkan kerumunan orang yang marah untuk membalikkan arah yang terus menyelamatkan nyawa dalam rentang terakhir ini," cetusnya.
(nvc/ita)