Unjuk rasa ratusan sopir truk yang menentang aturan wajib vaksin virus Corona (COVID-19) telah melumpuhkan ibu kota Ottawa di Kanada. Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau menyerukan agar unjuk rasa itu segera diakhiri.
"Itu harus dihentikan," tegas Trudeau seperti dilansir AFP, Selasa (8/2/2022). Penegasan itu disampaikan Trudeau dalam debat darurat di House of Commons pada Senin (7/2) waktu setempat, sekembalinya dia ke parlemen Kanada setelah menjalani isolasi mandiri selama sepekan usai dinyatakan positif Corona.
"Pandemi ini melelahkan bagi semua warga Kanada," sebut Trudeau yang tampak frustrasi atas unjuk rasa yang membuat lumpuh Ottawa selama sepekan lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi warga Kanada mengetahui cara untuk melaluinya adalah dengan terus mendengarkan sains, terus bersandar satu sama lain," imbuhnya.
Baca juga: PM Kanada Justin Trudeau Terpapar COVID-19 |
Dia menjanjikan dukungan pemerintah federal 'dengan sumber daya apapun yang dibutuhkan oleh provinsi dan kota setempat', tanpa menjelaskan lebih lanjut soal langkah yang direncanakan pemerintahannya.
Wali Kota Ottawa, Jim Watson, sebelumnya mendorong pemerintah federal untuk mengirimkan 1.800 polisi tambahan dan menunjuk seorang mediator untuk berunding dengan para demonstran untuk 'mengakhiri pengepungan ini' yang telah membuat marah warga lokal dengan bunyi klakson dan asap diesel tanpa henti.
Pada Minggu (6/2) waktu setempat, Watson menetapkan situasi darurat untuk Ottawa, dengan menyatakan unjuk rasa 'tak terkendali'.
"Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan pada kami," ucap seorang sopir truk dan petani bernama John Lambert (59) yang ikut dalam unjuk rasa ini. "Yang harus mereka lakukan adalah tersadar. Itu tergantung pada mereka untuk menyelesaikannya," imbuhnya.
Unjuk rasa bernama 'Konvoi Kebebasan' ini dimulai 9 Januari di Kanada bagian barat saat para sopir truk menggelar aksi protes karena marah pada aturan wajib vaksin untuk melintasi perbatasan Kanada-AS. Sejak saat itu, aksi protes ini meluas menjadi unjuk rasa menentang pembatasan Corona dan pemerintahan Trudeau.
Penyelenggara aksi, Tama Lich, menyebut para aktivis bersedia untuk terlibat dengan pemerintah guna mencari jalan keluar dari krisis ini, namun juga bersikeras menyerukan pembatasan Corona dilonggarkan.
"Apa yang kami coba lakukan sekarang adalah menjangkau semua pihak federal agar kami bisa duduk bersama," sebutnya.
Dengan hanya sekitar 10 persen warga dewasa di Kanada yang tidak divaksinasi, menurut survei terbaru, sebanyak 32 persen populasi mendukung unjuk rasa menentang aturan wajib vaksin ini.
Menteri Keamanan Publik, Macro Mendicino, mengecam unjuk rasa itu dan menyatakan dukungan terhadap vaksinasi. "Kita tidak bisa membiarkan kerumunan orang yang marah untuk membalikkan arah yang terus menyelamatkan nyawa dalam rentang terakhir ini," cetusnya.