Tokoh Separatis Desak Rusia Kirim 30 Ribu Tentara ke Ukraina Timur

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 08 Feb 2022 10:57 WIB
Ilustrasi -- Tentara Ukraina menggunakan peluncur rudal dalam latihan militer di Donetsk saat bersitegang dengan Rusia (dok. Ukrainian Defense Ministry Press Service via AP)
Donetsk -

Seorang tokoh separatis berpengaruh di Ukraina bagian timur mendesak Rusia mengirimkan 30.000 tentaranya untuk membantu pasukan separatis yang bertempur di wilayah Donetsk. Desakan ini berpotensi semakin menambah ketegangan di perbatasan Rusia dan Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022), desakan itu disampaikan oleh Alexander Khodakovsky, seorang mantan pemimpin politik di wilayah yang memproklamirkan diri sebagai Republik Rakyat Donetsk. Khodakovsky kini bertugas mengawasi unit militer di Donetsk, sebuah kota di Ukraina bagian timur.

Pengerahan puluhan ribu tentara Rusia ke wilayah Ukraina itu tentu akan semakin menambah ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, yang terus mengkhawatirkan pengerahan militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina beberapa waktu terakhir.

Dalam wawancara dengan Reuters, Khodakovsky mengatakan pasukan separatis berpotensi akan kalah jika menghadapi serbuan besar dari pasukan pemerintah Ukraina dalam konflik yang berlangsung sejak tahun 2014 lalu. Oleh karena itu, dia mendesak Rusia untuk mengirimkan sistem peluncur roket Grad dan Uragan.

Partai Rusia Bersatu, yang mendukung Presiden Vladimir Putin, sebelumnya menyebut pasukan di Donetsk dan Luhansk, wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina, membutuhkan lebih banyak persenjataan. Namun Kremlin belum menyatakan komitmennya soal bantuan militer dan mengecilkan seruan untuk mengakui wilayah yang memisahkan diri, saat berupaya mendapatkan jaminan keamanan dari negara-negara Barat terkait krisis Ukraina.

Dituturkan Khodakovsky bahwa separatis di Donetsk memiliki 30.000 petempur, namun hanya 10.000 personel yang layak untuk bertugas di garis depan.

"Kami membutuhkan setidaknya 40.000 personel, tapi 40.000 personel dengan senapan otomatis di garis depan," ucap Khodakovsky kepada Reuters, memperjelas permintaannya untuk 30.000 tentara tambahan untuk membantu 10.000 personel yang dianggap mampu bertempur di garis depan.




(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork