3.000 Tentara AS Dikirim ke Eropa Timur, Erdogan Jadi Mediator Rusia-Ukraina

International Updates

3.000 Tentara AS Dikirim ke Eropa Timur, Erdogan Jadi Mediator Rusia-Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 03 Feb 2022 18:48 WIB
A Ukrainian border guard patrols the border with Russia not far from Hoptivka village, Kharkiv region, Ukraine, Wednesday, Feb. 2, 2022. Russian President Vladimir Putin is accusing the U.S. and its allies of ignoring Russias top security demands but says Moscow is willing to talk more to ease tensions over Ukraine. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)
Ilustrasi -- Tentara Ukraina sedang patroli di perbatasan Rusia (AP Photo/Evgeniy Maloletka)
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) mengirimkan sedikitnya 3.000 tentara ke Eropa Timur untuk mendukung pasukan NATO di tengah ancaman invasi Rusia ke Ukraina. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengunjungi Ukraina dan berharap bisa menjadi mediator untuk meredakan ketegangan Rusia-Ukraina.

Pentagon menegaskan bahwa ribuan tentara AS tidak akan bertempur di Ukraina dan pengerahan itu tidak bersifat permanen. Disebutkan bahwa pengerahan tentara AS ini merespons kondisi terkini, yang merujuk pada pengerahan lebih dari 100.000 tentara Rusia beserta persenjataan berat ke perbatasan Ukraina.

Sementara Erdogan dalam kunjungannya ke Ukraina, disebut akan menyerukan pada kedua negara -- Ukraina dan Rusia -- untuk menahan diri. Ditambahkan juga bahwa Turki ingin tetap melanjutkan kerja sama dengan kedua negara yang dianggap 'sangat penting' itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (3/2/2022):

- AS Kerahkan 3.000 Tentara ke Eropa Timur untuk Tangkal Rusia

ADVERTISEMENT

Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan 3.000 tentara tambahan ke Eropa Timur, khususnya Polandia dan Rumania, di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina. Pengerahan ini bertujuan untuk mendukung pasukan NATO dalam melindungi kawasan Eropa dari potensi limpahan krisis Rusia-Ukraina.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (3/2/2022), Rusia telah menyangkal tuduhan berencana menginvasi Ukraina, namun telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentaranya ke dekat perbatasan Ukraina dan menyatakan pihaknya bisa mengambil langkah militer tak ditentukan jika tuntutannya tidak dipenuhi.

Salah satu tuntutan Rusia adalah agar NATO tidak menerima Ukraina sebagai anggota aliansi tersebut.

- Taliban Kini Larang Petempurnya Bawa Senjata ke Taman Hiburan

Taliban yang berkuasa di Afghanistan melarang para petempurnya untuk membawa senjata api saat mengunjungi taman hiburan setempat. Larangan ini dipandang sebagai salah satu upaya Taliban melunakkan citra mereka.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (3/2/2022), para petempur Taliban diketahui berbondong-bondong mendatangi taman hiburan di kota-kota Afghanistan, setelah kelompok mereka mengambil alih kekuasaan pada Agustus tahun lalu.

Kebanyakan petempur Taliban menghabiskan sebagian besar hidup mereka bertempur melawan pemerintahan Afghanistan sebelumnya yang didukung Amerika Serikat (AS).

Simak Video 'AS Kirim Ribuan Tentara untuk Tekan Ketegangan di Perbatasan Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



- Erdogan Kunjungi Kiev, Berharap Jadi Mediator Krisis Ukraina-Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan ke Ukraina pekan ini untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelensky. Kunjungan ini dilakukan Erdogan setelah menempatkan Turki sebagai mediator untuk meredakan ketegangan antara Ukraina dan Rusia.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (3/2/2022), seorang pejabat Turki menuturkan bahwa Erdogan tidak memihak siapapun dalam krisis tersebut. Otoritas Turki berharap bisa meredakan ketegangan setelah Erdogan bertemu Zelensky di Kiev pada Kamis (3/2) waktu setempat.

Pada Rabu (2/2), Turki dan Ukraina sama-sama menyatakan kedua negara akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dan kesepakatan lainnya.

- Operasi Khusus AS di Suriah Renggut 13 Nyawa Termasuk Warga Sipil

Pentagon mengklaim Operasi Khusus Amerika Serikat (AS) sukses menjalankan misi pemberantasan terorisme di wilayah Suriah bagian barat laut pada Kamis (3/2) dini hari. Namun laporan kelompok pemantau konflik Suriah menyebut sedikitnya 13 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas dalam operasi khusus AS itu.

Seperti dilansir AFP, Kamis (3/2/2022), Syrian Observatory for Human Rights yang memantau situasi konflik di Suriah dan mendasarkan datanya pada jaringan sumber di lapangan menyebut sedikitnya 13 orang tewas, termasuk tujuh warga sipil.

"Sedikitnya 13 orang tewas, di antara mereka terdapat empat anak-anak dan tiga wanita, dalam operasi itu," sebut Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, dalam pernyataannya.

- Rusia Desak AS Setop Tingkatkan Ketegangan di Tengah Krisis Ukraina

Rusia mendesak Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengobarkan ketegangan di kawasan Eropa. Desakan itu dilontarkan Rusia setelah AS mengumumkan pengiriman ribuan tentaranya ke Eropa Timur untuk mendukung pasukan NATO di tengah krisis Ukraina.

"Kami terus mendesak mitra Amerika kami untuk berhenti meningkatkan ketegangan di benua Eropa," cetus juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan setempat seperti dilansir AFP, Kamis (3/2/2022).

"Sangat disayangkan, Amerika terus melakukannya," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads