Erdogan Kunjungi Kiev, Berharap Jadi Mediator Krisis Ukraina-Rusia

Erdogan Kunjungi Kiev, Berharap Jadi Mediator Krisis Ukraina-Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 03 Feb 2022 14:45 WIB
Turkeys President Recep Tayyip Erdogan looks up during a joint news conference with German Chancellor Angela Merkel following their meeting at Huber Villa presidential palace, in Istanbul, Turkey, Saturday, Oct. 16, 2021. The leaders discussed Ankaras relationship with Germany and the European Union as well as regional issues including Syria and Afghanistan. (AP Photo/Francisco Seco)
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (dok. AP/Francisco Seco)
Ankara -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan ke Ukraina pekan ini untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelensky. Kunjungan ini dilakukan Erdogan setelah menempatkan Turki sebagai mediator untuk meredakan ketegangan antara Ukraina dan Rusia.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (3/2/2022), seorang pejabat Turki menuturkan bahwa Erdogan tidak memihak siapapun dalam krisis tersebut. Otoritas Turki berharap bisa meredakan ketegangan setelah Erdogan bertemu Zelensky di Kiev pada Kamis (3/2) waktu setempat.

Pada Rabu (2/2), Turki dan Ukraina sama-sama menyatakan kedua negara akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dan kesepakatan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusia telah membantah tuduhan yang dilontarkan negara-negara Barat soal pihaknya berencana menginvasi Ukraina. Tuduhan itu mencuat setelah Rusia mengerahkan lebih dari 100.000 tentara ke dekat perbatasan Ukraina dan menuntut jaminan keamanan dari negara-negara Barat.

Kunjungan Erdogan ke Ukraina dilakukan setelah kunjungan lainnya oleh pemimpin negara anggota NATO, seperti Inggris, Polandia dan Belanda di tengah ketegangan yang meningkat.

ADVERTISEMENT

Turki diketahui menjalin hubungan baik dengan Ukraina dan Rusia, namun juga menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan hal yang diperlukan sebagai anggota NATO jika Rusia sungguh-sungguh melakukan invasi.

Pada November tahun lalu, Turki menawarkan diri untuk membantu meredakan ketegangan. Bulan lalu, sejumlah sumber diplomatik Turki menyebut baik Ukraina maupun Rusia terbuka pada gagasan itu.

Secara terpisah, seorang pejabat Turki yang enggan disebut namanya, menyatakan bahwa Erdogan akan menyerukan pada kedua negara untuk menahan diri. Dia menambahkan bahwa Turki juga menginginkan untuk tetap melanjutkan kerja sama dengan kedua negara yang dianggap 'sangat penting' itu.

"Pendekatan Turki adalah tidak memihak satu pihak atau melawan satu negara yang terlibat ketegangan," sebut pejabat Turki itu.

"Dengan inisiatif Erdogan dan dengan beberapa pesan yang akan dia sampaikan, kami mengharapkan ketegangan mereda," imbuhnya.

Turki diketahui berbagi perairan Laut Hitam dengan Ukraina dan Rusia. Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa konflik tidak akan diterima di kawasan dan memperingatkan Rusia bahwa invasi tidak akan bijaksana.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads