Kasus virus Corona varian Omicron terus melonjak di berbagai negara. Meski demikian, ada sejumlah negara yang mencabut aturan wajib masker bagi warganya.
Setidaknya, ada lima negara yang telah mencabut aturan wajib masker tersebut tersebut. Ketiga negara itu berada di Eropa.
Berikut lima negara di Eropa yang telah mencabut aturan wajib masker meski Omicron masih merebak:
1. Inggris
Salah satu negara yang paling awal mencabut aturan wajib masker adalah Inggris. Pemerintah Inggris mencabut pembatasan terkait Corona pada Januari 2022 setelah mengklaim kasus Omicron menurun.
Inggris mengklaim program vaksinasi ketiga atau booster mengurangi gejala berat dan rawat inap pasien COVID-19. Warga Inggris pun tak lagi diwajibkan memakai masker untuk masuk ke tempat-tempat umum.
Selain itu, pemerintah Inggris juga mencabut aturan bekerja dari rumah serta panduan untuk memakai masker di ruang kelas.
"Saat kita belajar untuk hidup dengan COVID, kita perlu melihat dengan jelas bahwa virus ini tidak akan hilang," kata Sekertaris Kesehatan Sajid Javid, dikutip dari CNA, Kamis (27/1/2022).
Meski demikian, beberapa toko dan transportasi umum masih meminta warga mengenakan masker. Wali Kota London Sadiq Khan juga menyatakan masker masih akan diperlukan di bus dan kereta bawah tanah ibu kota.
2. Denmark
Denmark kemudian menyusul Inggris. Pada Selasa (1/2/2022), Denmark membatalkan sebagian besar pembatasan terkait COVID-19 usai tak lagi menganggap wabah corona sebagai 'penyakit kritis secara sosial'.
Dilansir dari DW, Denmark menilai kasus varian Omicron memang melonjak tetapi tidak membebani sistem kesehatan dan negara itu punya tingkat vaksinasi yang tinggi. Denmark dalam beberapa pekan terakhir mengalami rata-rata lebih dari 50.000 kasus infeksi harian sementara jumlah orang di unit perawatan intensif rumah sakit telah menurun.
Kepala Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom kepada televisi Denmark TV2 mengatakan perhatiannya ada pada jumlah orang di ICU, bukan pada jumlah infeksi. Dia mengatakan jumlah itu telah "turun dan turun dan sangat rendah." Disebutkan, saat ini 32 pasien virus Corona berada di ICU. Beberapa minggu yang lalu, angkanya masih di kisaran 80.
Pembatasan yang paling mencolok yang terlihat menghilang adalah masker wajah, yang tidak lagi wajib di transportasi umum, toko-toko dan untuk pengunjung restoran. Pihak berwenang hanya merekomendasikan penggunaan masker di rumah sakit, fasilitas perawatan dan kesehatan, dan panti jompo.
Meski demikian, warga tetap diminta hati-hati. Pembatasan lain yang tidak lagi diperlukan adalah tiket digital yang digunakan untuk memasuki klub malam, kafe, bus, dan untuk duduk di dalam ruangan di restoran.
"Saya tidak berani mengatakan bahwa ini adalah perpisahan terakhir untuk pembatasan. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada musim gugur. Apakah nanti akan ada varian baru?" kata Perdana Menteri Mette Frederiksen kepada radio Denmark. Pemerintah Denmark tetap memperingatkan peningkatan infeksi bisa terjadi dalam beberapa minggu mendatang dan mengatakan, vaksinasi keempat mungkin diperlukan.
Otoritas kesehatan mendesak warga Denmark untuk dites secara teratur demi menjaga pengawasan epidemi, dan jika diperlukan "bereaksi cepat", seperti yang dikatakan Menteri Kesehatan Magnus Heunicke pekan lalu.
Pembatasan ketat di Denmark awalnya diterapkan bulan Juli tetapi dihapus sekitar 10 minggu kemudian, setelah upaya vaksinasi dianggap berhasil. Pembatasan kembali diberlakukan ketika infeksi melonjak.
Pada tahun 2020, Denmark menjadi salah satu negara Eropa pertama yang menutup sekolah karena pandemi dan memulangkan semua pegawai negeri di sektor-sektor yang tidak kritis.
(haf/haf)