Dua kapal induk Amerika Serikat (AS) berlayar memasuki perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Komandan senior AS menyebut aktivitas itu merupakan latihan untuk meyakinkan sekutu-sekutu dan menunjukkan tekad dalam 'melawan pengaruh jahat'.
Seperti dilansir Reuters, Senin (24/1/2022), jalur perairan strategis itu menjadi salah satu dari banyak area yang memicu ketegangan antara AS dan China. Otoritas China mengklaim sebagian besar perairan Laut China Selatan dan membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan yang juga dibangunnya di perairan itu.
Sementara kapal Angkatan Laut AS diketahui secara rutin berlayar mendekati pulau-pulau buatan itu untuk menantang klaim kedaulatan China. Aktivitas militer AS itu jelas memicu kemarahan otoritas China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Pertahanan AS dalam pernyataannya menyebut dua Kelompok Serbu Kapal Induk Angkatan Laut AS, yang dipimpin oleh kapal andalan mereka, USS Carl Vinson dan USS Abraham Lincoln, telah memulai operasi di Laut China Selatan pada Minggu (23/1) waktu setempat.
Disebutkan juga oleh Departemen Pertahanan AS bahwa kedua kapal induk itu akan melakukan serangkaian latihan, termasuk operasi perang anti-kapal selam, operasi perang udara dan operasi interdiksi maritim untuk memperkuat kesiapan tempur.
Dalam pernyataannya, Departemen Pertahanan AS menambahkan bahwa latihan itu akan digelar sesuai dengan hukum internasional di perairan internasional, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Operasi seperti ini memungkinkan kita untuk meningkatkan kemampuan tempur kita yang kredibel, meyakinkan para sekutu dan mitra kita, dan menunjukkan tekad kita sebagai Angkatan Laut untuk memastikan stabilitas kawasan dan melawan pengaruh jahat," ucap Komandan Kelompok Serbu USS Abraham Lincoln, Laksamana Muda JT Anderson, dalam pernyataan tersebut.