Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, memerintahkan penyelidikan terhadap klaim seorang mantan Menteri Junior Muslim yang mengaku dicopot karena keyakinannya.
Seperti dilansir AFP, Senin (24/1/2022), klaim yang diungkapkan Nusrat Ghani, mantan Menteri Transportasi Junior, itu memicu kontroversi baru untuk Downing Street saat Johnson menunggu temuan penyelidikan terkait skandal pesta lockdown di kantor PM Inggris, atau yang disebut 'partygate'.
Menteri Junior merupakan anggota badan legislatif yang memegang jabatan dalam pemerintah di bawah level kabinet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdana Menteri telah meminta Kantor Kabinet untuk melakukan penyelidikan terhadap tuduhan yang disampaikan anggota parlemen Nusrat Ghani," ucap juru bicara Johnson.
Disebutkan juga bahwa Johnson awalnya mendorong Ghani untuk mengajukan keluhan resmi melalui Partai Konservatif. Namun Ghani menolak, dengan alasan bahwa tuduhan itu berpusat ke pemerintah daripada kinerja partai.
"Perdana Menteri sekarang meminta para pejabat untuk menetapkan fakta-fakta soal apa yang terjadi," ujar juru bicara itu, sembari menegaskan bahwa Johnson 'menanggapi klaim ini dengan sangat serius'.
Dalam tanggapannya, Ghani menyambut baik penyelidikan itu, yang diumumkan setelah dia berbicara dengan Johnson pada Minggu (23/1) malam waktu setempat.
"Seperti yang saya katakan kepada Perdana Menteri semalam, yang saya inginkan hanyalah ini dianggap serius dan agar dia menyelidikinya," ucapnya via Twitter.
Ditambahkan Ghani bahwa penyelidikan harus fokus pada apa yang diberitahukan oleh ajudan Downing Street dan oleh seorang pejabat disiplin Partai Konservatif di parlemen Inggris kepada dirinya saat itu.
Ghani (49) dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Transportasi Junior tahun 2020 lalu. Kepada media The Sunday Times, dia mengungkapkan seorang pejabat disiplin memberitahu dirinya bahwa 'ke-Muslim-annya diangkat sebagai masalah' dalam rapat di Downing Street.
Dia juga menuturkan bahwa dirinya diberitahu jika 'status Menteri Muslim wanita membuat kolega-koleganya merasa tidak nyaman'.
Kepala pejabat disiplin Partai Konservatif, Mark Spencer, yang bertugas menjaga para anggota parlemen tetap pada agenda pemerintah, mengambil langkah tidak biasa dengan mengakui dirinya sebagai sosok yang ada di pusat klaim Ghani tersebut. Spencer dengan tegas membantah tuduhan itu.