Ancang-ancang Aussie Hadapi Banyak Kematian Gegara Omicron Kian Garang

Ancang-ancang Aussie Hadapi Banyak Kematian Gegara Omicron Kian Garang

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 19 Jan 2022 20:07 WIB
MELBOURNE, AUSTRALIA - OCTOBER 02: People sit in an observation after receiving their COVID-19 vaccines inside a vaccination hub at Whitten Oval on October 02, 2021 in Melbourne, Australia. The Western Bulldogs home ground is hosting a community vaccination hub this weekend, as Victorians are encouraged to get their COVID-19 vaccinations as the state aims to reach immunisation targets. (Photo by Daniel Pockett/Getty Images)
Foto ilustrasi: Melbourne, Australia saat lockdown (Getty Images/Daniel Pockett)
Jakarta -

Australia telah mengalami hari paling mematikan sepanjang pandemi COVID-19. Situasi ini terjadi karena varian Omicron menyebar cepat dan membuat angka rawat inap melonjak hingga pecah rekor.

Dilansir Reuters, Australia menghadapi wabah Corona terparah. Total 77 kematian akibat Corona dilaporkan dalam sehari yang berasal dari tiga negara bagian paling padat di Australia, yakni New South Wales, Victoria dan Queensland pada Selasa (18/1) waktu setempat.

"Kita telah melihat dan kita akan terus melihat kematian, sebagian besar pada orang tua, sebagian besar pada orang dengan penyakit kronis lainnya," kata Kepala Kesehatan Paul Kelly kepada Australian Broadcasting Corporation, dilansir Reuters dan Channel News Asia, Rabu (19/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu disampaikan Kelly kemarin. Dia mengingatkan publik untuk bersiap menghadapi lebih banyak kematian akibat COVID-19 selama beberapa pekan ke depan.

Akibat situasi ini, negara bagian Victoria menaikkan status daruratnya untuk rumah sakit ke 'kode coklat'. Kode itu biasanya diterapkan untuk bencana alam atau peristiwa korban massal.

ADVERTISEMENT

Kelly mengatakan kapasitas rumah sakit di negara itu tengah menghadapi peningkatan penerimaan pasien. Angka kematian melampaui rekor kematian tertinggi sebelumnya, saat 57 kasus dalam sehari pada Kamis (13/1) lalu.

Simak video 'Dirjen WHO: Omicron Terus 'Menyapu' Dunia':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikut

Sementara itu, para perawat di negara bagian tetangga New South Wales (NSW) menggelar unjuk rasa di salah satu rumah sakit terbesar di Sydney. Mereka protes karena kekurangan staf.

Mereka menuntut agar pemerintah meminta bantuan tentara.

"Perawat dan bidan lelah, marah dan frustrasi dan merasa bahwa pemerintah NSW tidak mendukung mereka sama sekali," kata perwakilan serikat perawat Shaye Candish.

Meskipun angka rawat inap meningkat, pihak berwenang mencoba membenarkan keputusan mereka untuk hidup dengan virus Corona di saat inokulasi yang lebih tinggi tercapai. Ini dikarenakan gejala varian Omicron yang lebih ringan dibandingkan dengan jenis virus Corona sebelumnya.

Namun, banyaknya kasus telah memberi tekanan pada rumah sakit, dengan 5.025 orang dirawat kemarin. Padahal sebulan yang lalu, jumlah pasien COVID-19 hanya 759 orang di Australia, dan kemudian jumlahnya hampir dua kali lipat dalam dua minggu.

Otoritas setempat menyatakan bahwa anak-anak muda yang tidak divaksinasi menyumbang 'jumlah signifikan' untuk penerimaan pasien di rumah sakit Australia. Australia sejauh ini telah mencatat total 1,6 juta kasus Corona, dengan sekitar 1,3 juta kasus terdeteksi dalam dua pekan terakhir.

(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads