Seorang pencuri berhasil membawa kabur sedikitnya 42.000 alat tes rapid antigen dari sebuah depot pengiriman barang di Sydney, Australia. Tindak pencurian ini terjadi saat Australia tengah mengalami kelangkaan alat tes antigen mandiri di tengah lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) yang dipicu varian Omicron.
Seperti dilansir AFP, Rabu (19/1/2022), juru bicara Kepolisian New South Wales menuturkan bahwa seorang pria memasuki depot pengiriman barang di pinggiran Mascot, Sydney, pada Selasa (18/1) sore waktu setempat dan 'mengambil alat tes' yang ada di dalamnya.
"Para petugas yang tergabung dalam Komando Area Kepolisian Sydney Selatan telah memulai penyelidikan terhadap pencurian Tes Rapid Antigen," kata juru bicara kepolisian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Premier New South Wales, Dominic Perrottet, dalam pernyataannya mengecam keras tindak pencurian tersebut, yang terjadi saat Australia tengah menghadapi kelangkaan alat tes antigen.
"Pada saat semua orang di negara bagian kita melakukan upaya luar biasa untuk menjaga orang-orang tetap aman, dengan melakukan pengorbanan, sungguh tindakan yang memalukan," ucapnya.
"Polisi akan menangkap Anda," tegas Perrottet.
Diketahui bahwa penyebaran cepat varian Omicron yang sangat menular telah menyebabkan kenaikan angka rawat inap dan membebani sistem tes Corona di Australia. Situasi itu kemudian memicu tingginya volume di pusat-pusat tes Corona yang didanai pemerintah, yang menunda hasilnya selama beberapa hari.
Simak juga Video: Australia Berduka, Angka Kematian Covid-19 Catat Rekor Tertinggi
Oleh karena itu, otoritas Australia mengimbau orang-orang yang menjadi kontak dekat pasien Corona namun tanpa gejala, untuk tidak ikut menjalani tes di pusat pengujian yang didanai pemerintah dan melakukan tes antigen sendiri di rumah.
Namun imbauan ini berdampak pada kelangkaan alat tes antigen mandiri di Australia, akibat tingginya permintaan.
Lonjakan harga alat tes antigen pun tak terhindarkan di tengah kelangkaan itu. Regulator Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC), seperti dilansir Reuters, menyebut ada laporan lonjakan harga hingga AU$ 500 (Rp 5,1 juta) di pengecer online, dan mencapai AU$ 70 (Rp 722 ribu) per alat tes di toko-toko setempat.
Lonjakan itu tidak lazim mengingat beberapa pekan lalu, alat tes antigen mandiri tersedia dengan harga AU$ 10 (Rp 103 ribu) di apotek-apotek setempat.
Dewan Serikat Buruh Australia mengancam akan menggelar aksi mogok kerja jika tes antigen tidak disediakan pemerintah untuk para pekerja rentan.
Perdana Menteri (PM) Scott Morrison membela cara pemerintahannya menangani pengadaan alat tes Corona. "Saya memahami bahwa kekurangan tes rapid antigen sangat membuat frustrasi, namun banyak dari komentar ini disampaikan dengan melihat ke belakang, bukan ke depan," ujarnya.
Pemerintah Australia memperkirakan 52 juta alat tes antigen akan dikirimkan ke Australia pada bulan ini dari Asia dan Amerika Serikat (AS).