Misi Selesai, Pasukan Rusia Tinggalkan Kazakhstan dalam 2 Hari

Misi Selesai, Pasukan Rusia Tinggalkan Kazakhstan dalam 2 Hari

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 11 Jan 2022 15:11 WIB
A crane loads a military truck, which was burned during clashes onto the platform in Almaty, Kazakhstan, Sunday, Jan. 9, 2022. Kazakhstans health ministry says at least 164 people have been killed in protests that have rocked the country over the past week. President Kassym-Jomart Tokayevs office said Sunday that order has stabilized in the country and that authorities have regained control of administrative buildings that were occupied by protesters, some of which were set on fire. (Vladimir Tretyakov/NUR.KZ via AP)
dampak kerusuhan di Kazakhstan (Foto: AP/Vladimir Tretyakov)
Jakarta -

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan bahwa kontingen pasukan pimpinan Rusia akan mulai meninggalkan negara Asia Tengah tersebut dalam dua hari. Dikatakannya, penarikan pasukan akan berlangsung tidak lebih dari 10 hari.

"Misi utama pasukan penjaga perdamaian CSTO telah berhasil diselesaikan," kata Tokayev, merujuk pada pasukan gabungan pimpinan Rusia, Collective Security Treaty Organization (CSTO).

"Dalam dua hari penarikan bertahap kontingen penjaga perdamaian bersatu CSTO akan dimulai. Proses penarikan kontingen akan memakan waktu tidak lebih dari 10 hari," katanya, berbicara kepada pemerintah dan parlemen dalam panggilan konferensi video yang disiarkan langsung, seperti diberitakan kantor berita AFP, Selasa (11/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misi CSTO yang terdiri dari lebih dari 2.000 tentara dikirim pada puncak krisis pekan lalu, setelah bentrokan bersenjata antara para perusuh dan pasukan keamanan dan penjarahan membuat bagian-bagian kota terbesar Almaty hancur, nyaris tidak dapat dikenali.

Kazakhstan telah mengalami kerusuhan terburuk sepanjang sejarah negeri itu pada pekan lalu, yang diawali dengan aksi protes damai terhadap kenaikan harga bahan bakar di di barat negara itu. Kerusuhan tersebut menewaskan puluhan orang.

ADVERTISEMENT

Tokayev menyebut kerusuhan itu sebagai upaya kudeta yang dibantu oleh para teroris asing. Dia mengatakan bahwa militan-militan asing dari kawasan Asia Tengah, Afghanistan dan Timur Tengah ada di balik kerusuhan berdarah tersebut.

Tokayev tidak menjelaskan lebih lanjut soal bukti dan dasar yang mendorongnya menuduh militan asing sebagai dalang kerusuhan di Kazakhstan yang tercatat sebagai kerusuhan terparah dalam sejarah negara tersebut sejak runtuhnya Uni Soviet.

"Saya tidak ragu bahwa itu adalah serangan teror," ucap Tokayev dalam percakapan via telepon kepada Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, pada Senin (10/1) waktu setempat, seperti disampaikan oleh kantor kepresidenan Kazakhstan dalam pernyataannya.

Disebutkan Tokayev bahwa serangan itu 'terorganisir dengan baik' dan melibatkan 'para petempur asing' dari negara-negara Asia Tengah, Afghanistan dan negara-negara Timur Tengah.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads