Tragis! Remaja 14 Tahun Tewas Terkena Peluru Nyasar Polisi AS

Tragis! Remaja 14 Tahun Tewas Terkena Peluru Nyasar Polisi AS

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 11 Jan 2022 11:45 WIB
A shot is fired by Canadas Zina Kocher as she competes in the Womens Biathlon 4x6 km Relay at the Laura Cross-Country Ski and Biathlon Center during the Sochi Winter Olympics on February 21, 2014, in Rosa Khutor, near Sochi.  AFP PHOTO / KIRILL KUDRYAVTSEV        (Photo credit should read KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP/Getty Images)
Ilustrasi (dok. AFP)
Washington DC -

Keluarga dan teman-teman seorang remaja Amerika Serikat (AS) yang secara tidak sengaja ditembak mati oleh polisi di sebuah department store, berkumpul untuk mengucapkan perpisahan sebelum jenazah remaja putri itu dimakamkan. Pihak keluarga tetap bersikeras untuk memperjuangkan keadilan dalam insiden tragis ini.

Seperti dilansir AFP, Selasa (11/1/2022), Valentina Orellana Peralta (14) tewas setelah terkena peluru nyasar ketika para polisi Los Angeles melepas tembakan ke arah seorang pria yang mengamuk di area pertokoan sambil membawa gembok sepeda.

Valentina yang sedang pergi berbelanja pakaian Natal, tewas dalam pelukan ibunya saat keduanya bersembunyi di dalam ruang ganti. Ayah Valentina, Juan Pablo Orellana, menuturkan kepada wartawan bahwa dirinya 'hancur' atas kematian putrinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juan Pablo dan Soledad, ibunda Valentina, disambut oleh Al Sharpton, tokoh terkemuka dalam gerakan hak sipil kulit hitam di AS, dalam seremoni di Gereja City of Refuge.

"Tidak ada yang wajar soal penembakan begitu sembrono yang membuat seorang remaja perempuan muda yang ingin mewujudkan mimpi Amerika, yang pergi bersama ibundanya, Soledad, ke sebuah department store... berakhir berpakaian untuk pemakamannya," ucap Sharpton dalam seremoni itu.

ADVERTISEMENT

Kepolisian Los Angeles menuai kecaman keras terkait cara para polisi menyerbu department store dengan menodongkan senjata api.

Berdasarkan rekaman bodycam pada polisi-polisi di lokasi, pria yang diburu tidak membawa senjata api, dan bergerak menjauh dari Valentina maupun ibundanya, ketika salah satu polisi mulai melepas tembakan.

"Saya ingin tahu jika ini terjadi di sebuah department store di area kelas atas, akahkah Anda menembak seperti itu?" tanya Sharpton.

Pria yang diburu, yang diidentifikasi sebagai Danel Elena Lopez (24), tewas seketika di lokasi kejadian.

Pengacara hak sipil terkemuka, Benjamin Crump, menyatakan bahwa keadilan perlu ditegakkan untuk Valentina. Crump sebelumnya mewakili keluarga George Floyd, pria kulit hitam AS yang tewas di tangan polisi.

"Darah Valentina tidak akan hilang dari tangan Departemen Kepolisian Los Angeles selama mereka terus membenarkan tindakan yang tidak dapat dibenarkan yang membuat malaikat berusia 14 tahun menumpahkan darahnya yang tidak bersalah," ujar Crump.

Keluarga Valentina yang hadir dalam seremoni itu semuanya mengenakan sweater warna hitam dengan gambar Valentina dan tulisan berbahasa Spanyol yan berbunyi 'Keadilan untuk Valentina'. Mereka menggelar momen mengheningkan cipta selama satu menit dalam seremoni itu.

Sang ayah mencium jenazah Valentina untuk terakhir kalinya dan petinya ditutup. Jenazah Valentina akan dimakamkan dalam seremoni privat.

Polisi Los Angeles yang bernama William Jones yang melepas tembakan yang menewaskan Valentina, telah ditempatkan dalam cuti administratif.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads