Amerika Serikan (AS) mengalami lonjakan gila-gilaan kasus Corona. Dalam sehari, AS melaporkan kasus COVID-19 lebih dari 1 juta.
Dilansir AFP, Selasa (4/1), lonjakan kasus Corona itu dilaporkan pada Senin (31/1) waktu setempat. Angka ini juga mencatat rekor global kasus harian Corona.
Berdasarkan data penghitungan terbaru Johns Hopkins University (JHU) yang menjadi acuan global menunjukkan 1.084.000 juta kasus Corona terdeteksi dalam sehari di AS. Data itu terjadi pada Senin (3/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JHU juga melaporkan tambahan kasus kematian harian. Tercatat dalam sehari ada 1.688 kematian akibat Corona di AS.
Sementara itu, menurut media Bloomberg, tambahan kasus harian tertinggi di luar AS tercatat di India saat gelombang varian Delta tahun lalu. India mencatat lebih dari 414.000 kasus Corona dalam sehari atau pada 7 Mei 2021.
Rekor lonjakan Corona secara global itu tercatat lebih tinggi nyaris dua kali lipat dibandingkan rekor sebelumnya, ketika AS mencatat 590.000 kasus Corona dalam sehari pada 30 Desember lalu.
Lonjakan secara drastis ini dilaporkan setelah pakar penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci, menyatakan AS telah melihat hampir 'kenaikan vertikal' untuk kasus-kasus baru Corona. Serta angka rawat inap di rumah sakit juga meningkat.
"Kita jelas berada di tengah lonjakan dan peningkatan kasus yang sangat parah," ucap Dr Fauci kepada acara televisi ABC, 'This Week', pada Minggu (2/1) waktu setempat.
"Percepatan kasus yang kita lihat benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, jauh melampaui apapun yang pernah kita lihat sebelumnya," imbuhnya.
Tonton video 'Corona Menggila, 75% Kapasitas Rumah Sakit di AS Terisi':
Dr Fauci, dalam wawancara itu, mengaku khawatir jika varian Omicron akan membuat kewalahan sistem perawatan kesehatan AS. Varian itu juga memicu 'gangguan besar' terhadap layanan esensial lainnya.
Dr Fauci kemudian mendorong setiap warga AS untuk mendapatkan vaksinasi dan suntikan booster. Dia juga menganjurkan warga untuk memakai masker di tempat umum indoor demi melindungi diri dan menghambat lonjakan kasus-kasus varian Omicron.
Izinkan Anak di Atas 12 Tahun Vaksin Booster
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengizinkan vaksin COVID-19 Pfizer diberikan sebagai booster atau dosis tambahan untuk anak usia 12-15 tahun. Izin ini dikeluarkan saat AS menghadapi ancaman varian Omicron.
AS menghadapi potensi lonjakan kasus usai kembalinya orang-orang dari libur natal dan tahun baru. Sebagian pekerja dan anak-anak sekolah telah kembali beraktivitas, membuka risiko kolapsnya sistem kesehatan bila banyak yang jatuh sakit secara bersamaan.
"Berdasarkan penilaian FDA terhadap data yang ada, dosis booster dari vaksin yang sudah mendapat izin bisa membantu memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap varian Delta dan Omicron," kata direktur peneliti FDA, Peter Marks, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/1).
Pemerintah AS berupaya mendorong orang-orang yang belum vaksinasi agar mau divaksin dan yang sudah divaksinasi untuk segera dapat booster. Orang-orang bisa mendapat booster minimal lima bulan setelah vaksinasi lengkap.