Tiga negara Eropa melewati pergantian tahun dengan mencetak rekor tertinggi untuk lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) dalam sehari. Rekor lonjakan itu tercatat saat penyebaran cepat varian Omicron.
Seperti dilansir CNN dan Reuters, Sabtu (1/1/2021), Kementerian Kesehatan Prancis melaporkan 232.200 kasus Corona dalam 24 jam terakhir di wilayahnya.
Angka itu mencetak rekor tertinggi untuk lonjakan kasus Corona dalam sehari, juga menandai sudah tiga hari berturut-turut lonjakan kasus di Prancis menembus 200.000 kasus dalam sehari. Lonjakan ini menjadikan Prancis sebagai salah satu pusat gelombang penyebaran Omicron di kawasan Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat perayaan Malam Tahun Baru pada Jumat (31/12) waktu setempat, otoritas Paris membatalkan pertunjukan kembang api di Arc de Triomphe dan Champs d'Elysees karena dikhawatirkan akan memicu kerumunan banyak orang yang tidak saling menjaga jarak.
Di Italia, otoritas kesehatan setempat melaporkan 144.243 kasus baru Corona dalam sehari. Angka ini juga mencetak rekor tertinggi untuk lonjakan kasus dalam sehari di Italia, dan tercatat meningkat jika dibandingkan sehari sebelumnya ketika 126.888 kasus tercatat dalam sehari.
Otoritas kesehatan Italia juga melaporkan tambahan 155 kematian dalam sehari. Dengan demikian, total 6,125 juta kasus Corona kini terkonfirmasi di Italia, dengan total 137.402 kematian.
Sementara di Yunani, otoritas kesehatan setempat melaporkan 40.560 kasus Corona terdeteksi dalam sehari. Angka tersebut mencetak rekor tertinggi untuk lonjakan kasus dalam sehari.
Otoritas kesehatan Yunani juga melaporkan tambahan 76 kematian akibat Corona dalam sehari. Dengan tambahan itu, maka negara dengan penduduk 11 juta orang ini telah melaporkan total 1.210.853 kasus Corona di wilayahnya, dengan 20.790 kematian.
Pekan ini, otoritas Yunani menerapkan pembatasan baru, dengan memerintahkan bar, restoran dan kelab malam untuk tutup pada tengah malam, tanpa konsumen yang berdiri dan tanpa musik.
Terlepas dari adanya lonjakan kasus yang mencetak rekor, angka rawat inap dan angka kematian di tengah gelombang Omicron dilaporkan relatif rendah di semua negara jika dibandingkan gelombang sebelumnya.