Dunia bersiap menyambut Tahun Baru 2022 dengan masih dibayangi pandemi virus Corona (COVID-19). Setahun terakhir, pandemi Corona masih dipenuhi gejolak dengan lonjakan kasus tercatat di berbagai negara dan pembatasan diterapkan kembali usai sempat dicabut.
Pandemi Corona -- yang akan memasuki tahun ketiga -- sekali lagi masih mendominasi kehidupan sebagian besar umat manusia di Bumi ini. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (31/12/2021).
Lebih dari 5,4 juta orang meninggal dunia sejak virus Corona pertama dilaporkan di kota Wuhan, China, pada Desember 2019. Tak terhitung lagi jumlah orang yang jatuh sakit, dilanda wabah, menghadapi lockdown, pembatasan dan harus menjalani berkali-kali tes Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harapan muncul saat vaksin Corona mulai diluncurkan ke sekitar 60 persen populasi dunia. Meski demikian, masih banyak negara miskin yang terbatas aksesnya terhadap vaksin dengan negara kaya sibuk menimbun pasokan untuk warganya sendiri.
Ketika tahun 2021 akan berakhir, kemunculan Corona varian Omicron memicu lonjakan kasus di beberapa negara. Bahkan data penghitungan AFP menyebutkan lonjakan kasus Corona secara global melampaui 1 juta kasus dalam sehari untuk pertama kalinya pada Kamis (30/12).
Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis dan bahkan Australia -- yang total kasus Coronanya tergolong rendah dibandingkan negara maju lainnya -- melaporkan rekor-rekor terbaru untuk lonjakan kasus tertinggi.
Corona Hambat Perayaan Tahun Baru di Berbagai Negara
Sebagian dari negara Pasifik, Kiribati, akan menjadi yang pertama menyambut tahun 2022. Namun, mulai dari Seoul hingga San Francisco, perayaan malam Tahun Baru sekali lagi dibatalkan atau dibatasi.
Di Rio de Janerio, Brasil, perayaan malam pergantian tahun yang biasanya mempertemukan 3 juta orang di area Pantai Copacabana, masih akan digelar. Tapi sama seperti di Times Square, New York, perayaan di Brasil akan sedikit dikurangi meskipun kerumunan orang masih diprediksi akan muncul.
"Orang-orang hanya memiliki satu keinginan, untuk pergi keluar rumah, untuk merayakan kehidupan setelah pandemi yang memaksa semua orang untuk mengunci diri," tutur seorang pelayan di pantai Copacabana, Francisco Rodrigues.