Seorang bocah berusia 12 tahun tewas dalam insiden kembang api di Belanda. Seorang bocah lainnya mengalami luka serius dalam insiden yang sama.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (1/1/2021), insiden mematikan ini terjadi di sebuah kota kecil Haaksbergen di dekat perbatasan Jerman menjelang pergantian tahun pada Jumat (31/12) waktu setempat.
Kepolisian setempat menuturkan bahwa insiden terjadi ketika anak-anak itu sedang menyaksikan seorang warga dewasa menyalakan kembang api menggunakan perangkat buatan sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun tewas usai insiden itu. Seorang bocah lainnya dibawa ke rumah sakit," sebut kepolisian setempat dalam pernyataan via Twitter.
"Anak-anak itu tidak ada kaitannya dengan insiden tersebut," imbuh kepolisian dalam pernyataannya.
Laporan televisi terkemuka Belanda, NOS, menyebut anak-anak sedang menonton seorang pria menyalakan kembang api dengan 'klaphamer'.
Alat itu pada dasarnya merupakan versi ukuran besar dari mainan cap pistol, di mana sebuah palu akan menghantam sebuah paron (semacam landasan) yang diisi bubuk yang mudah terbakar, yang kemudian menghasilkan suara ledakan keras.
Tidak diketahui penyebab terjadinya insiden mematikan itu. Kepolisian setempat telah menangkap satu orang pria terkait insiden ini.
Sebelum pandemi virus Corona (COVID-19) merajalela, warga Belanda biasanya merayakan Tahun Baru dengan menghabiskan banyak uang untuk pesta kembang api yang menjadikan sejumlah jalanan seperti 'medan pertempuran' kembang api.
Namun praktik itu telah dilarang selama dua tahun terakhir. Menteri Kesehatan (Menkes) Belanda, Hugo de Jonge, menyatakan bahwa cedera terkait kembang api semakin menambah beban para tenaga kesehatan (nakes) yang sedang memerangi pandemi.