"Dengan kesedihan kami menyampaikan salam terakhir kami kepada Karolos Papoulias," kata Presiden Katerina Sakellaropoulou dalam sebuah pernyataan, berterima kasih kepadanya karena "dengan kuat mempertahankan kohesi sosial dan persatuan nasional", seperti dilansir dari AFP, Senin (27/12/2021).
Papoulias menghabiskan satu dekade sebagai presiden setelah terpilih pada 2005 dan terpilih kembali pada 2010, selama krisis yang menjerumuskan negara itu ke dalam gejolak politik dan ekonomi paling parah dalam beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Fakta Delmicron Bukan Varian Baru Corona |
Popularitasnya mengalami pukulan besar karena mendukung langkah-langkah penghematan yang didiktekan oleh pemberi pinjaman internasional dengan imbalan bailout, yang memicu protes kekerasan.
Pada Oktober 2012, para demonstran memblokir parade nasional di Thessaloniki dan meneriakkan "pengkhianat" di Papoulias.
Sebelum berjalan keluar dari pawai, Papoulias mengatakan kepada wartawan: "Kami berjuang untuk Yunani. Saya adalah seorang pejuang perlawanan pada usia 15, berperang melawan Nazisme dan Jerman."
Namun, ia menyerahkan gajinya dalam solidaritas dengan "pengorbanan rakyat"
Lahir di Ioannina di barat laut Yunani pada tahun 1929, ia adalah juara lompat galah nasional dan anggota tim bola voli nasional di masa mudanya.
Dia kemudian belajar hukum di Athena, Italia dan Jerman dan menjadi pengacara pada tahun 1963.
Selama kediktatoran Yunani 1967-1974 ia pergi ke pengasingan di Jerman dan menjadi salah satu pendiri Gerakan Sosialis Pan-Hellenic (Pasok), yang menjadi salah satu partai paling dominan di era pasca kediktatoran.
Seorang anggota Parlemen 1977-2000, ia dua kali menjabat sebagai menteri luar negeri di pemerintahan sosialis. (eva/eva)