International Updates

Inggris Tembus 100.000 Kasus Corona Sehari, China Lockdown 13 Juta Orang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 23 Des 2021 18:32 WIB
ilustrasi (Foto: AP Photo/Matt Dunham)
Jakarta -

Otoritas Inggris untuk pertama kalinya melaporkan lebih dari 100.000 kasus virus Corona (COVID-19) dalam sehari. Angka itu tercatat saat penyebaran varian baru Omicron menjadi pemicu lonjakan kasus di Inggris dalam beberapa hari terakhir.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/12/2021), data terbaru pemerintah Inggris menyebutkan 106.122 kasus Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir di negara tersebut. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan sehari sebelumnya ketika 90.629 kasus Corona tercatat dalam sehari.

Menurut data pemerintah Inggris, penyebaran cepat varian Omicron telah memicu lonjakan kasus Corona dalam tujuh hari terakhir, dengan total kenaikan mencapai 643.219 kasus atau sekitar 59 persen.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (23/12/2021):

- Pria Palestina Ditembak Mati Usai Tembaki Tentara Israel

Seorang pria Palestina ditembak mati oleh pasukan tentara Israel di Tepi Barat. Penembakan terjadi setelah pria Palestina itu dilaporkan terlebih dulu melepas tembakan ke arah tentara-tentara Israel di wilayah tersebut.

Seperti dilansir AFP, Kamis (23/12/2021), Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi pria yang tewas sebagai Mohammed Issa Abbas (26). Disebutkan bahwa Abbas tewas akibat luka tembakan di bagian punggungnya setelah kendaraannya ditembaki tentara Israel.

Insiden ini dilaporkan terjadi di kamp pengungsi al-Amari yang ada di kota Ramallah pada Rabu (22/12) waktu setempat.

- DK PBB Setujui Resolusi Bantuan untuk Afghanistan Tanpa Libatkan Taliban

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan suara bulat menyetujui resolusi yang bertujuan membantu agar bantuan kemanusiaan mencapai warga Afghanistan yang putus asa. Resolusi yang diajukan Amerika Serikat (AS) itu mengatur bantuan kemanusiaan tanpa melibatkan Taliban.

Seperti dilansir AFP, Kamis (23/12/2021), resolusi itu menjadi langkah pertama PBB setelah berbulan-bulan bertikai soal cara menghindari bencana kemanusiaan di tengah krisis ekonomi yang melanda Afghanistan.

Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus lalu, dana dan aset senilai miliaran dolar dibekukan oleh negara-negara Barat dalam apa yang disebut PBB sebagai 'kejutan fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya' terhadap perekonomian Afghanistan yang sangat bergantung pada bantuan internasional.

Selama berbulan-bulan, para pemantau memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan dihadapkan pada pilihan sulit antara kelaparan atau bermigrasi saat krisis pangan, bahan bakar dan uang tunai terjadi pada musim dingin nanti.

- Omicron Merajalela di Inggris Tapi Rawat Inap Lebih Sedikit Dibanding Delta

Dua penelitian dari Inggris menunjukkan infeksi COVID-19 varian Omicron lebih kecil kemungkinannya mengakibatkan rawat inap dibandingkan dengan varian Delta.

Penelitian terbaru yang dirilis pada Rabu (22/12) ini mengkonfirmasi tren yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.




(ita/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork