Kementerian Kesehatan Israel merekomendasikan larangan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) dan menambahkan sejumlah negara Eropa ke dalam 'daftar merah' COVID-19. Rekomendasi itu dimaksudkan untuk menangkal penyebaran varian baru Omicron.
Seperti dilansir AFP, Senin (20/12/2021), larangan perjalanan ke AS untuk warga dan penduduk Israel akan menandai langkah signifikan pemerintah Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett, mengingat adanya ratusan ribu warga berkewarganegaraan ganda Israel-AS dan hubungan dekat kedua negara.
Bennett menyebut bahwa Israel tengah dilanda gelombang kelima COVID-19.
"Varian Omicron sudah ada di sini, dan menyebar cepat," ucap Bennett dalam konferensi pers usai rapat kabinet.
Sebelumnya, Bennett menegaskan kembali bahwa dirinya akan melanjutkan aturan pembatasan perjalanan demi menghindari lockdown lebih lanjut. Dia menyebut Israel mendapatkan 'waktu berharga' dengan membatasi perjalanan segera setelah varian Omicron teridentifikasi di Afrika Selatan bulan lalu.
"Negara-negara Eropa sedang berada di bawah lockdown atau mengarah ke sana," sebutnya, sembari menekankan bahwa Israel mulai 'kehabisan waktu'.
Pada Minggu (19/12) waktu setempat, para anggota parlemen Israel menyetujui rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk melarang warga dan penduduk Israel bepergian ke Prancis, Irlandia, Norwegia, Spanyol, Finlandia, Swedia dan Uni Emirat Arab. Inggris dan Denmark sudah masuk ke dalam 'daftar merah' bersama sebagian besar negara-negara Afrika.
Simak juga Video: Kasus Omicron Meningkat, PM Israel Desak Warganya Vaksinasi
(nvc/ita)