Tuduh Pemerintah Langgar Perjanjian, Taliban Pakistan Setop Gencatan Senjata

Tuduh Pemerintah Langgar Perjanjian, Taliban Pakistan Setop Gencatan Senjata

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 10 Des 2021 16:33 WIB
Pakar menilai dugaan dukungan Islamabad kepada Taliban dapat merusak reputasi Pakistan di komunitas internasional (Asghar Achakzai/AFP/Getty Images)
Ilustrasi -- Pendukung Taliban di Pakistan (dok. Asghar Achakzai/AFP/Getty Images)
Islamabad -

Kelompok militan Taliban di Pakistan mengumumkan diakhirinya gencatan senjata selama sebulan yang diatur dengan bantuan kelompok Taliban di Afghanistan. Taliban Pakistan menuduh pemerintah melanggar perjanjian gencatan senjata, yang mencakup kesepakatan pembebasan tahanan dan pembentukan komisi negosiasi.

Seperti dilansir CNN, Jumat (10/12/2021), Taliban Pakistan, atau yang disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), merupakan gerakan yang terpisah dari Taliban Afghanistan. TTP selama bertahun-tahun berupaya menggulingkan pemerintah Pakistan dan berkuasa dengan hukum syariat Islam versi mereka sendiri.

Gencatan senjata yang disepakati sejak bulan lalu dengan pemerintah Pakistan, memang dijadwalkan berakhir pada Kamis (9/12) waktu setempat. Namun gencatan senjata itu bisa diperpanjang jika kedua pihak sepakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gencatan senjata itu menjadi serangkaian upaya pemerintah Pakistan untuk mengakhiri konflik berkepanjangan yang menewaskan ribuan orang.

Penggulingan pemerintah Afghanistan yang mengejutkan dan berkuasanya kembali Taliban di sana sejak Agustus lalu memberikan dorongan baru untuk perundingan di Pakistan. Namun TTP menuding pemerintah Pakistan gagal menghormati kesepakatan gencatan senjata.

ADVERTISEMENT

TTP menyatakan bahwa pemerintah Pakistan belum membebaskan lebih dari 100 tahanan seperti yang dijanjikan, dan tidak membentuk tim negosiasi untuk melakukan pembicaraan. TTP juga menuduh pasukan keamanan Pakistan melancarkan penggerebekan saat gencatan senjata berlangsung.

"Sekarang biarkan rakyat Pakistan memutuskan apakah TTP atau tentara dan pemerintah Pakistan yang tidak mematuhi perjanjian?" tanya TTP dalam pernyataannya.

"Dalam keadaan seperti ini, tidak dimungkinkan untuk melanjutkan gencatan senjata," tegas TTP.

Di negara Barat, TPP paling dikenal sebagai militan yang menyerang Malala Yousafzai -- pelajar Pakistan yang akhirnya meraih Nobel Perdamaian atas upayanya mempromosikan pendidikan bagi perempuan.

TTP juga disebut telah membunuh ribuan personel militer dan warga sipil selama bertahun-tahun dalam rentetan serangan bom dan aksi bom bunuh diri.

Salah satu serangan TTP paling mematikan adalah serangan terhadap sekolah yang dikelola militer di Peshawar, dekat perbatasan Afghanistan, tahun 2014 lalu. Sedikitnya 149, termasuk 132 anak-anak, tewas dalam serangan brutal itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads