Pada mulanya, Amerika Serikat (AS) memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing karena kasus genosida. Kini, langkah AS diikuti oleh negara barat lainnya.
Pada Senin (6/12) juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS memboikot Olimpiade. Ia mengatakan, tidak akan mengirimkan delegasi resmi pada Olimpiade Musim Dingin 2022, "untuk mengirimkan pesan jelas."
Seperti diketahui, AS memprotes tindakan China yang disebut melanggar HAM atas Muslim Uyghur.
"Perwakilan diplomatik dan perwakilan resmi akan menganggap pesta olahraga ini sebagai kegiatan yang biasa di tengah...pelanggaran hak asasi manusia mengerikan dan kekejaman di Xinjiang," katanya.
"Kami tak bisa melakukan itu."
Namun Psaki menambahkan pemerintah AS tidak merasa tepat untuk "juga mengikutkan atlet yang terus berlatih untuk pesta olahraga ini."
Mengikuti jejak AS, Australia menjadi negara kedua yang menyatakan boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing. Seperti dilansir AFP, Rabu (8/12/2021), Perdana Menteri (PM) Scott Morrison menyebut keputusan ini diambil di tengah 'ketidaksepakatan' antara Australia dan China atas banyak isu, mulai dari undang-undang campur tangan asing Australia hingga langkah terbaru untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir.
Dia juga menyinggung soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah Xinjiang dan pembekuan kontak level menteri oleh Beijing terhadap Australia.
"Australia tidak akan mundur dari posisi kuat yang kami miliki untuk membela kepentingan Australia dan jelas tidak mengherankan bahwa kita tidak akan mengirimkan para pejabat Australia ke Olimpiade itu," ujar Morrison dalam pengumumannya pada Rabu (8/12) waktu setempat.
Kemudian, Inggris dan Kanada ini menyusul keputusan serupa oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Simak Video: Inggris-Kanada Ikuti Langkah AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing
(aik/aik)