Diketahui juga bahwa Malabanan bekerja sebagai stringer untuk media internasional terkemuka, Reuters. Dalam pernyataan terpisah, Reuters menyatakan pihaknya 'sangat sedih' mengetahui meninggalnya Malabanan.
Disebutkan Reuters bahwa Malabanan terlibat dalam liputan soal perang narkoba di Filipina yang digaungkan Presiden Rodrigo Duterte. Liputan itu meraih Pulitzer Prize tahun 2018. Seorang wartawan lainnya, Many Mogato, yang juga bekerja untuk Reuters mengungkapkan bahwa Malabanan pernah mendapatkan ancaman pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jess (nama panggilan Malabanan) banyak membantu Reuters dalam kisah perang narkoba yang memenangkan Pulitzer tahun 2018. Reuters membantunya bersembunyi selama berbulan-bulan di Samar ketika dia diancam di San Fernando, Pampanga," tulis Mogato via Facebook seperti dilansir Rapper.com.
NUJP Provinsi Pampanga dalam pernyataannya mengecam keras kematian Malabanan sebagai 'pembunuhan tidak masuk akal'. Sedangkan Pampanga Press Club mendorong Kepolisian Nasional Filipina untuk mencari pembunuh Malabanan dan menjebloskan mereka ke penjara.
Kematian Malabanan terjadi kurang dari dua bulan setelah seorang wartawan Filipina lainnya, Orlando Dinoy, ditembak mati di dalam apartemennya di Davao del Sur. NUJP saat itu menyebut Dinoy sebagai wartawan ke-21 yang tewas dibunuh sejak Duterte menjabat tahun 2016.
(nvc/idh)