Imbas Omicron, Afrika Selatan Pertimbangkan Wajibkan Vaksin Corona

Imbas Omicron, Afrika Selatan Pertimbangkan Wajibkan Vaksin Corona

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 29 Nov 2021 16:52 WIB
Acting President of South Africa Cyril Ramaphosa listens to debate in Parliament in Cape Town in Parliament in Cape Town, South Africa, February 15, 2018. REUTERS/Mike Hutchings
Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa (dok. REUTERS/Mike Hutchings)
Johannesburg -

Otoritas Afrika Selatan tengah mempertimbangkan untuk mewajibkan vaksinasi virus Corona (COVID-19) untuk tempat-tempat dan aktivitas tertentu. Pertimbangan ini didorong oleh peningkatan kasus terkait varian baru Omicron yang mengancam memicu gelombang keempat Corona di negara tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Senin (29/11/2021), sejauh ini baru seperempat penduduk Afrika Selatan yang sudah divaksinasi Corona secara penuh meskipun ada pasokan vaksin yang cukup.

Rendahnya angka vaksinasi di Afrika Selatan sebagian disebabkan oleh persoalan logistik dalam menyalurkan pasokan vaksin ke area-area pedesaan terpencil, juga disebabkan oleh keragu-raguan warga terhadap vaksin dan apati di kalangan warga Afrika Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekan lalu, pemerintah Kenya menerbitkan arahan bahwa setiap warga harus menunjukkan bukti vaksinasi Corona per 21 Desember untuk bisa mengakses layanan-layanan publik. Hal ini menjadikan Kenya sebagai salah satu negara pertama di Afrika yang mewajibkan vaksinasi Corona.

Sementara Menteri Kesehatan Zambia, Sylvia Maseko, mengumumkan negaranya akan mewajibkan pegawai negeri untuk sudah divaksinasi Corona saat masuk kantor dan agar orang-orang yang ingin mengakses gedung pemerintahan harus menunjukkan bukti vaksinasi.

ADVERTISEMENT

"Kita telah melibatkan diri dengan mitra-mitra sosial dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberlakukan langkah-langkah yang menjadikan vaksinasi sebagai syarat dalam mengakses tempat kerja, acara publik, transportasi umum dan tempat-tempat umum lainnya," ucap Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, dalam pidatonya.

Disebutkan Ramaphosa bahwa jika negaranya tidak mempertimbangkan opsi mewajibkan vaksinasi, maka akan 'terus rentan terhadap varian-varian baru dan akan terus dilanda gelombang baru penularan'. Dia juga menyebut bahwa orang-orang yang rentan mungkin akan ditawari suntikan booster.

Namun, Ramaphosa menegaskan bahwa otoritas Afrika Selatan tidak akan memberlakukan penerapan lockdown di wilayahnya untuk sementara waktu.

Jumlah kasus harian Corona di Afrika Selatan tercatat meningkat nyaris tiga kali lipat dalam sepekan terakhir, yang kebanyakan merupakan varian baru Omicron yang pertama diidentifikasi oleh para pakar virologi Afrika Selatan.

"Jika kasusnya terus meningkat, kita bisa memperkirakan untuk memasuki gelombang penularan keempat dalam beberapa pekan ke depan, jika tidak lebih cepat," ujar Ramaphosa memperingatkan.

Para ilmuwan sejauh ini telah mendeteksi sejumlah 'kecil' kasus varian Omicron, yang kebanyakan terdeteksi di Afrika Selatan, kemudian juga di Botswana, Hong Kong, Israel dan beberapa negara lainnya. Para ilmuwan mengkhawatirkan jumlah mutasi yang tinggi untuk varian baru ini, yang memicu kekhawatiran bahwa varian ini bisa lebih resisten terhadap vaksin dan mudah menular.

Namun seorang dokter setempat mengungkapkan bahwa gejala-gejala varian ini cenderung ringan dan bisa dirawat di rumah.

Halaman 2 dari 2
(nvc/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads