Napi AS Batal Dieksekusi di Menit Terakhir, Erdogan-Presiden Israel Teleponan

International Updates

Napi AS Batal Dieksekusi di Menit Terakhir, Erdogan-Presiden Israel Teleponan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 19 Nov 2021 17:59 WIB
The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.
ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jakarta -

Gubernur Oklahoma, Amerika Serikat meringankan hukuman mati bagi napi kulit hitam yang akan dieksekusi karena pembunuhan yang disangkalnya, dan yang kasusnya telah memicu kemarahan publik. Pembatalan hukuman mati itu terjadi di menit-menit terakhir pria berumur 41 tahun tersebut akan dieksekusi mati.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (19/11/2021), Gubernur Kevin Stitt turun tangan kurang dari empat jam sebelum Julius Jones dijadwalkan dieksekusi dengan suntikan mematikan di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oklahoma di McAlester.

"Setelah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan meninjau materi yang disajikan oleh semua pihak dalam kasus ini, saya telah memutuskan untuk mengubah hukuman Julius Jones menjadi penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat," kata gubernur Partai Republik itu dalam sebuah pernyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (19/11/2021):

- Kisruh Politik Hambat Jerman Atasi Lonjakan Dramatis Corona

ADVERTISEMENT

Para pemimpin Jerman tengah memperdebatkan rencana pemberlakuan aturan pembatasan yang lebih ketat terhadap orang-orang yang tidak divaksinasi virus Corona (COVID-19). Namun, perselisihan politik yang terjadi terancam menggagalkan upaya negara ini memerangi gelombang ganas Corona.

Seperti dilansir AFP, Jumat (19/11/2021), jumlah kasus baru Corona kembali mencetak rekor tertinggi, dengan data Robert Koch Institute (RKI) menyebutkan 65.371 kasus tercatat dalam 24 jam terakhir.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyebut lonjakan kasus Corona di Jerman 'dramatis'. Merkel yang akan mengakhiri masa jabatannya ini tengah menggelar pembicaraan dengan para pemimpin dari 16 negara bagian Jerman untuk memutuskan langkah-langkah terbaru mengatasi lonjakan kasus Corona.

- Rusia Sukses Uji Coba Rudal Hipersonik Zircon

Rusia mengklaim sukses melakukan uji coba terbaru untuk rudal jelajah hipersonik Zircon buatannya. Rudal hipersonik Rusia itu disebut berhasil mengenai target dalam uji coba di perairan Arktik.

Seperti dilansir AFP, Jumat (19/11/2021), Rusia dalam beberapa tahun terakhir menggembar-gemborkan pengembangan persenjataannya yang diharapkan akan memberikan keunggulan dalam kompetisi senjata dengan Amerika Serikat (AS) saat ketegangan meningkat dengan negara-negara Barat.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya menyebut pasokan senjata Rusia 'tak terkalahkan'.

Rudal hipersonik bisa mengudara dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan suara dan melakukan manuver saat berada di udara, sehingga menjadikan rudal jenis ini lebih sulit untuk dilacak dan dicegat jika dibandingkan proyektil tradisional.

- Prancis 20 Ribu Kasus Corona Sehari, Macron: Tak Perlu Lockdown!

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa negaranya tidak perlu mengikuti negara-negara Eropa lainnya yang menerapkan lockdown virus Corona (COVID-19). Penegasan ini disampaikan Macron setelah Prancis yang dilanda gelombang kelima Corona mencatat lebih dari 20 ribu kasus dalam sehari.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/11/2021), Macron dalam wawancara dengan surat kabar setempat, La Voix du Nord, yang dipublikasikan pada Kamis (18/11) waktu setempat, menyatakan bahwa izin kesehatan telah sukses dalam membatasi penyebaran Corona di Prancis.

Eropa diketahui kembali menjadi episentrum pandemi Corona, yang mendorong beberapa negara termasuk Jerman dan Austria untuk menerapkan kembali pembatasan menjelang liburan Natal dan memicu perdebatan apakah vaksin saja sudah cukup untuk menangkal Corona.

- Momen Langka, Erdogan-Presiden Israel Teleponan Bahas Pentingnya Dialog

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berbicara via telepon dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, setelah pembebasan pasangan Israel yang sempat ditahan Turki atas dugaan spionase. Percakapan telepon antara Erdogan dan Herzog itu tergolong langka antara kedua negara.

Seperti dilansir AFP, Jumat (19/11/2021), dalam percakapan telepon pada Kamis (18/11) waktu setempat itu, Erdogan dan Herzog sama-sama mendorong dilanjutkannya dialog antara kedua negara. Percakapan telepon itu dilakukan beberapa jam setelah pembebasan pasangan Israel yang sempat ditahan Turki.

Hubungan antara Turki dan Israel tegang, khususnya sejak Duta Besar (Dubes) kedua negara ditarik tahun 2018 usai kematian demonstran Palestina di Gaza.

- Dramatis! Napi AS Batal Disuntik Mati di Menit-menit Terakhir

Gubernur Oklahoma, Amerika Serikat meringankan hukuman mati bagi napi kulit hitam yang akan dieksekusi karena pembunuhan yang disangkalnya, dan yang kasusnya telah memicu kemarahan publik. Pembatalan hukuman mati itu terjadi di menit-menit terakhir pria berumur 41 tahun tersebut akan dieksekusi mati.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (19/11/2021), Gubernur Kevin Stitt turun tangan kurang dari empat jam sebelum Julius Jones dijadwalkan dieksekusi dengan suntikan mematikan di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oklahoma di McAlester.

"Setelah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan meninjau materi yang disajikan oleh semua pihak dalam kasus ini, saya telah memutuskan untuk mengubah hukuman Julius Jones menjadi penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat," kata gubernur Partai Republik itu dalam sebuah pernyataan.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads