Niat Putri Incar Kursi Cawapres saat Duterte Membidik Jabatan Senat

Niat Putri Incar Kursi Cawapres saat Duterte Membidik Jabatan Senat

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 17 Nov 2021 22:12 WIB
The President of the Philippines Rodrigo Duterte looks on as he signs the guest book next to his daughter (L) on September 3, 2018 during his visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial museum in Jerusalem commemorating the six million Jews killed by the German Nazis and their collaborators during World War II. (Photo by GALI TIBBON / AFP)
Presiden Rodrigo Duterte dan putrinya, Sara (Foto: AFP/GALI TIBBON)
Jakarta -

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memiliki pilihan berbeda dengan anak perempuannya Sara Duterte dalam pemilihan umum tahun depan. Putri Duterte diketahui mendaftarkan diri sebagai calon wakil presiden di 2022.

Dilansir Reuters, Rabu (17/11/2021) Sarah disebut setuju maju sebagai cawapres mendampingi calon presiden Ferdinand Marcos Jr.

Sara Duterte-Carpio (43) sendiri mengumumkan niatnya untuk maju cawapres bersama Marcos Jr melalui pesan video, pekan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mengumumkan maju sebagai cawapres, Ia juga meminta dukungan dari seluruh pihak.

"Partai saya beraliansi dengan dan meminta dukungan untuk Bongbong Marcos dan untuk saya setelah saya menerima tantangan dan panggilan Anda," ucap Duterte-Carpio kepada para pendukungnya, merujuk pada nama panggilan Marcos Jr (64).

ADVERTISEMENT

Diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (13/11), KPU Filipina sebelumnya mengumumkan di halaman Facebook resminya bahwa Sara Duterte akan mencalonkan diri untuk jabatan itu, menggantikan kandidat lain.

Langkah mengejutkan ini diumumkan beberapa hari sebelum batas waktu 15 November bagi para kandidat untuk memasukkan pencalonan dirinya dalam pemilihan umum 2022.

Sara Duterte secara luas diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam upaya untuk menggantikan ayahnya. Diketahui bahwa ayahnya, Duterte secara konstitusional dilarang mencalonkan diri untuk masa jabatan enam tahun kedua.

Simak halaman selanjutnya

Selama berbulan-bulan, Sara Duterte bersikeras mengatakan dirinya ingin kembali melanjutkan masa jabatannya sebagai Wali Kota Davao, meskipun secara konsisten memimpin dalam sejumlah survei preferensi pemilih untuk presiden berikutnya.

Spekulasi tentang rencananya meningkat minggu ini setelah dia tiba-tiba mengundurkan diri dari pemilihan wali kota, keluar dari partai regionalnya dan bergabung dengan partai Lakas-Christian Muslim Democrats, partai politik nasional sekutu dekatnya, mantan presiden Gloria Arroyo.

Pendamping Sara Duterte dalam pemilihan ini, Marcos Jr diketahui merupakan putra dari mendiang diktator Ferdinand Marcos yang digulingkan dalam pemberontakan tahun 1986 silam, sebelumnya mengakui ingin Duterte-Carpio -- yang berasal dari partai berbeda yang dikuasai oleh keluarga politik berpengaruh -- sebagai pendampingnya dalam pilpres.

Para pengamat menyebut bahwa aliansi kedua tokoh berpengaruh Filipina ini dinilai akan tangguh dan menguntungkan kedua belah pihak. Marcos Jr dinilai akan bisa memanfaatkan basis dukungan besar Duterte di wilayah selatan Filipina, dan Duterte-Carpio akan diuntungkan oleh dominasi dinasti Marcos selama bertahun-tahun di wilayah utara negara itu

Sementara itu berbeda dari putrinya, Rodrigo Duterte justru mengajukan diri untuk mengikuti pemilihan Senat Filipina pada tahun depan. Ia dinilai mencari cara untuk tetap berada dalam lingkaran politik sambil menghadapi penyelidikan internasional atas langkah-langkahnya dalam perang terhadap narkoba.

Ia mengajukan pencalonannya di kantor Komisi Pemilihan, beberapa menit sebelum tenggat waktu untuk mengikuti pemilihan.

Rodrigo Duterte terdaftar sebagai kandidat senator di bawah partai politik yang bersekutu dengan partai PDP-Laban yang kini berkuasa, kata Melvin Matibag, sekretaris jenderal PDP-Laban.

Seorang pengacara menyerahkan dokumen atas nama presiden, demikian menurut dokumen yang dilihat oleh kantor berita AFP. Dokumen ini memadamkan spekulasi bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, posisi yang juga diincar oleh putrinya, Sara.

Duterte, 76, sebelumnya mengatakan, dia akan mencalonkan diri untuk jabatan tertinggi kedua di negara itu. Ia lalu berubah pikiran dan pada bulan lalu mengumumkan rencana untuk pensiun dari politik, yang disambut dengan skeptisisme yang mendalam di antara para analis.

Pada September 2015, Duterte pernah membuat pernyataan serupa dengan mengatakan dia "akan pensiun dari kehidupan publik untuk selamanya." Tapi dua bulan kemudian ia mengumumkan pencalonannya sebagai presiden.

Halaman 2 dari 3
(dwia/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads