Mayat Bergelimpangan
Pada Sabtu (13/11) pagi waktu setempat, petugas polisi dengan pakaian anti huru hara terlihat memanjat dinding penjara yang berlumuran darah. Disebutkan jenazah seorang narapidana tergeletak di atap penjara yang dikelilingi oleh kawat berduri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Komandan polisi, Jenderal Tanya Varela, saat pihaknya menerbangkan drone di Sabtu (13/11) pagi, terlihat para narapidana di tiga paviliun dipersenjatai dengan senjata dan bahan peledak. Pihak berwenang mengatakan bahwa senjata dan amunisi diselundupkan ke tahanan melalui kendaraan yang mengirimkan pasokan dan bahkan terkadang dengan drone.
Dalam foto-foto yang diposting di media sosial, yang keasliannya belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang, menunjukkan setumpuk mayat di halaman penjara dilalap api. Sementara terlihat narapidana yang berdiri di dekatnya memukuli mayat-mayat itu dengan tongkat.
Sebuah video lainnya menunjukkan seorang tahanan berteriak meminta pertolongan. "Kami terkunci di sel kami. Mereka ingin membunuh kami semua."
"Tolong bagikan video ini. Tolong bantu kami!" teriak narapidana tersebut memohon.
Kondisi Penjara Telah Terkendali
Juru bicara Kepresidenan, Carlos JijΓ³n, mengumumkan situasi di seluruh penjara dapat dikendalikan. Dia mengatakan sekitar 900 petugas polisi telah mengendalikan situasi di penjara.
"Di awal bentrok, para narapidana mencoba untuk meledakkan tembok untuk masuk ke Paviliun 2 untuk melakukan pembantaian. Mereka juga membakar kasur-kasur untuk membuat lawan mereka terganggu dengan asap bakaran," kata Gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena.
"Kami memerangi peredaran narkoba," kata Arosemena. "Ini sangat sulit."