"Krisis ini membutuhkan pukulan keras selama beberapa minggu karena virus ada di mana-mana, di seluruh negeri, di semua sektor dan segala usia," kata Rutte pada konferensi pers di televisi nasional pada Jumat (12/11) waktu setempat.
"Untungnya, sebagian besar telah divaksinasi, jika tidak, penderitaan di rumah sakit tidak akan terhitung saat ini," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aturan lockdown parsial ini, bar, restoran, kafe, dan supermarket harus tutup pada pukul 20:00 selama tiga minggu ke depan mulai Sabtu (13/11) ini, sementara toko-toko yang tidak penting harus tutup pada pukul 18:00.
Orang-orang akan dibatasi untuk hanya bisa menerima empat pengunjung di rumah dan telah disarankan untuk bekerja di rumah kecuali benar-benar diperlukan.
Acara publik akan dibatalkan sementara pertandingan sepak bola termasuk kualifikasi Piala Dunia antara tuan rumah Belanda dengan Norwegia minggu depan harus dimainkan secara tertutup.
Kasus COVID-19 telah melonjak sejak pemerintah Belanda mencabut sebagian besar pembatasan terkait Corona kurang dari dua bulan lalu pada 25 September. Jumlah kasus harian mencapai tingkat rekor lebih dari 16.000 kasus pada Kamis (11/11) dan Jumat (12/11).
Negara berpenduduk 17 juta orang itu telah melaporkan 2,2 juta kasus COVID-19 dan 18.612 kematian sejak awal pandemi tahun lalu.
Lonjakan COVID-19 terjadi meskipun faktanya 82 persen warga Belanda di atas usia 12 tahun telah divaksinasi lengkap.
Orang yang tidak divaksinasi merupakan penyebab sebagian besar kasus perawatan intensif (69 persen) dan rawat inap di rumah sakit (55 persen), tetapi berkurangnya efisiensi vaksin, terutama pada orang tua, juga menjadi penyebab lonjakan tersebut.
Pemerintah Belanda mengatakan akan mulai memberikan suntikan booster pada bulan Desember mendatang.
(ita/ita)