Jakarta -
Ratusan demonstran menggelar aksi unjuk rasa di kota Den Haag, Belanda saat Perdana Menteri (PM) Mark Rutte mengumumkan lockdown parsial atau sebagian untuk mengendalikan rekor lonjakan kasus COVID-19.
Seperti diberitakan AFP, Sabtu (13/11/2021), pra polisi menembakkan meriam air ke ratusan demonstran yang melemparkan kembang api dalam aksi mereka pada Jumat (12/11) waktu setempat.
Sekitar 200 pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung Kementerian Kehakiman dan Keamanan selama konferensi pers Rutte di mana dia mengumumkan aturan lockdown parsial yang akan berlangsung selama 3 minggu. Dalam aksinya, massa melemparkan batu dan kembang api ke polisi anti huru-hara dan mendirikan barikade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi kemudian menggunakan meriam air untuk membubarkan para demonstran, sementara para polisi berkuda menangkap para demonstran.
Polisi Den Haag mengatakan di Twitter bahwa mereka telah mengambil tindakan untuk "memulihkan ketertiban umum."
Sebelumnya, Belanda mengalami kerusuhan terburuk selama empat dekade pada Januari lalu, setelah pemerintah memberlakukan jam malam untuk mengekang lonjakan COVID-19 sebelumnya.
Dalam konferensi pers, PM Rutte mengumumkan setidaknya tiga minggu pembatasan di restoran, toko, dan acara olahraga.
Lihat juga Video: Museum Seni dan Desain Boijmans Van Beuningen di Belanda Dibuka
[Gambas:Video 20detik]
"Krisis ini membutuhkan pukulan keras selama beberapa minggu karena virus ada di mana-mana, di seluruh negeri, di semua sektor dan segala usia," kata Rutte pada konferensi pers di televisi nasional pada Jumat (12/11) waktu setempat.
"Untungnya, sebagian besar telah divaksinasi, jika tidak, penderitaan di rumah sakit tidak akan terhitung saat ini," imbuhnya.
Dalam aturan lockdown parsial ini, bar, restoran, kafe, dan supermarket harus tutup pada pukul 20:00 selama tiga minggu ke depan mulai Sabtu (13/11) ini, sementara toko-toko yang tidak penting harus tutup pada pukul 18:00.
Orang-orang akan dibatasi untuk hanya bisa menerima empat pengunjung di rumah dan telah disarankan untuk bekerja di rumah kecuali benar-benar diperlukan.
Acara publik akan dibatalkan sementara pertandingan sepak bola termasuk kualifikasi Piala Dunia antara tuan rumah Belanda dengan Norwegia minggu depan harus dimainkan secara tertutup.
Kasus COVID-19 telah melonjak sejak pemerintah Belanda mencabut sebagian besar pembatasan terkait Corona kurang dari dua bulan lalu pada 25 September. Jumlah kasus harian mencapai tingkat rekor lebih dari 16.000 kasus pada Kamis (11/11) dan Jumat (12/11).
Negara berpenduduk 17 juta orang itu telah melaporkan 2,2 juta kasus COVID-19 dan 18.612 kematian sejak awal pandemi tahun lalu.
Lonjakan COVID-19 terjadi meskipun faktanya 82 persen warga Belanda di atas usia 12 tahun telah divaksinasi lengkap.
Orang yang tidak divaksinasi merupakan penyebab sebagian besar kasus perawatan intensif (69 persen) dan rawat inap di rumah sakit (55 persen), tetapi berkurangnya efisiensi vaksin, terutama pada orang tua, juga menjadi penyebab lonjakan tersebut.
Pemerintah Belanda mengatakan akan mulai memberikan suntikan booster pada bulan Desember mendatang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini