AstraZeneca Alami Kerugian, Kok Bisa?

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 12 Nov 2021 17:03 WIB
Ilustrasi (dok. AFP/JOEL SAGET)
London -

Raksasa farmasi Inggris, AstraZeneca, yang menjual vaksin virus Corona (COVID-19) dengan harga murah, melaporkan pihaknya mengalami kerugian pada kuartal ketiga tahun ini.

Seperti dilansir AFP, Jumat (12/11/2021), AstraZeneca mencatatkan kerugian bersih US$ 1,65 miliar (Rp 23,4 triliun) dibandingkan profit setelah pajak sekitar US$ 650 juta (Rp 9,2 triliun) pada kuartal ketiga tahun lalu.

AstraZeneca menyebut pihaknya mengalami biaya lebih tinggi pada periode Juli-September menyusul akuisisi besar-besaran perusahaan bioteknologi Amerika Serikat (AS), Alexion, juga adanya kenaikan biaya penelitian dan pengembangan di berbagai program, termasuk perawatan COVID.

Ditambahkan Astrazeneca bahwa pendapatan dari vaksin Corona mencapai total US$ 2,22 miliar (Rp 31,5 triliun) pada tahun ini, usai pengiriman sekitar 580 juta dosis ke seluruh dunia.

Vaksin AstraZeneca dikembangkan dengan Universitas Oxford. Bulan lalu, AstraZeneca mengungkapkan hasil positif untuk uji coba perawatan gejala COVID-19. Terbuat dari kombinasi dua antibodi, perawatan AZD7442 telah menjalani uji klinis tahap akhir untuk dinilai keamanan dan efikasinya.

"Kepemimpinan ilmiah AstraZeneca terus memberikan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan aliran pengiriman yang luar biasa... termasuk kombinasi antibodi jangka panjang yang menjanjikan dalam pencegahan maupun perawatan COVID-19," ucap kepala eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot.

"Penambahan Alexion memperkuat komitmen kami untuk membawa terapi transformatif bagi pasien-pasien di dunia, dan saya bangga dengan dedikasi dan fokus kolega-kolega kami yang berkelanjutan," imbuhnya.

Lihat juga Video: Ganjar Pranowo Tanggapi soal 4 Ribu Vaksin di Kudus Kedaluwarsa







(nvc/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork