Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya tengah berselisih terkait pernyataan seorang menteri Lebanon mengenai perang Yaman. Terkait hal itu, pemerintah Amerika Serikat meminta Saudi dan sekutu Teluknya untuk memulihkan hubungan dengan Lebanon. Washington menyatakan bahwa negara yang tengah dilanda krisis itu membutuhkan dukungan internasional.
"Posisi kami adalah saluran diplomatik harus tetap terbuka jika kita ingin memperbaiki kondisi kemanusiaan rakyat Lebanon," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price kepada wartawan seperti dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (4/11/2021).
Pernyataan itu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati di sela-sela KTT iklim PBB di Glasgow.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blinken mengatakan Amerika Serikat akan memberikan dukungan kepada Lebanon yang berusaha untuk keluar dari krisis ekonomi bersejarah, dan ketika Mikati berjuang untuk mengembalikan stabilitas politik setelah kekosongan kekuasaan selama lebih dari satu tahun.
Sebelumnya, pekan lalu pemerintah Arab Saudi mengumumkan penarikan Duta Besarnya untuk Lebanon dan memberi waktu 48 jam bagi Dubes Lebanon untuk meninggalkan kerajaan tersebut. Ini dilakukan setelah seorang menteri Lebanon membuat pernyataan yang "menghina" tentang perang Yaman.
Disebutkan bahwa pemerintah Saudi juga "memutuskan untuk menghentikan semua impor Lebanon".
Bahrain dan Kuwait kemudian juga ikut menarik Dubes masing-masing dari Lebanon dan mengusir Dubes Lebanon dari negara mereka. UEA pada hari Sabtu (30/10) juga menarik diplomatnya dari Beirut dalam "solidaritas" dengan Riyadh. Pemerintah UEA juga menyerukan seluruh warganya untuk meninggalkan Lebanon segera.
Lihat juga video 'Pentagon AS: Serangan Drone ke Afghanistan Tidak Melanggar Hukum':
Keributan ini bermula dari pernyataan Menteri Informasi Lebanon George Kordahi mengenai koalisi militer pimpinan Saudi yang memerangi kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
Kordahi mengatakan dalam sebuah wawancara televisi, bahwa pemberontak Houthi yang didukung Iran hanya "membela diri ... melawan agresi eksternal". Dia juga mengatakan bahwa "rumah-rumah, desa-desa, pemakaman dan pernikahan dibom oleh koalisi".
Dalam wawancara tersebut, dia juga menyebut perang tujuh tahun di Yaman "sia-sia" dan mengatakan "saatnya untuk mengakhiri".