Ikuti UEA, Bahrain Serukan Warganya Angkat Kaki dari Lebanon!

Ikuti UEA, Bahrain Serukan Warganya Angkat Kaki dari Lebanon!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 03 Nov 2021 11:53 WIB
Situasi krisis ekonomi di Lebanon semakin parah hingga membuat negara ini disebut bagai neraka oleh warganya sendiri. Hiperinflasi dan kelangkaan berbagai kebutuhan pokok membuat situasi di Lebanon semakin tak tertahankan bagi warganya.
ilustrasi Lebanon (Foto: Pool)
Jakarta -

Pemerintah Bahrain menyerukan warganya yang berada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut. Seruan ini disampaikan mengikuti pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) yang telah mengeluarkan seruan serupa, dalam perselisihan terkait pernyataan seorang menteri Lebanon mengenai perang Yaman.

Menteri Informasi Lebanon George Kordahi memicu perselisihan itu dengan wawancara yang direkam pada Agustus dan ditayangkan pekan lalu. Dalam wawancara itu, dia mengatakan bahwa kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran "membela diri ... melawan agresi eksternal".

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (3/11/2021), Kementerian Luar Negeri Bahrain "mendesak semua warga di Lebanon untuk segera pergi, menyusul situasi tegang di sana, yang memerlukan kehati-hatian ekstra", kata kementerian dalam sebuah pernyataan yang disampaikan media resmi Bahrain, Bahrain News Agency.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pada hari Minggu (31/10), pemerintah Uni Emirat Arab menyerukan warganya untuk keluar dari Lebanon.

Diketahui bahwa koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang mencakup UEA dan Bahrain melakukan intervensi untuk membantu pemerintah Yaman pada 2015, setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota Sanaa pada 2014.

ADVERTISEMENT

Arab Saudi pada Jumat (29/10) lalu mengusir Duta Besar (Dubes) Lebanon dan menarik pulang Dubesnya dari Beirut, serta menangguhkan semua impor dari Lebanon.

Bahrain dan Kuwait kemudian mengikuti dengan tindakan serupa, dan UEA pada hari Sabtu (30/10) menarik diplomatnya dari Beirut dalam "solidaritas" dengan Riyadh.

Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan langkah tersebut diambil sebagai respons atas pernyataan "menghina" tentang perang Yaman yang dilontarkan menteri Lebanon. Saudi juga mengatakan langkah itu diambil karena pengaruh gerakan Muslim Syiah, Hizbullah di Lebanon.

Riyadh mengatakan berurusan dengan Beirut "tidak ada gunanya" karena dominasi Hizbullah yang didukung Iran tersebut.

Pemerintah Lebanon telah mendesak untuk melakukan pembicaraan dengan Arab Saudi guna meredakan perselisihan ini. Situasi ini merupakan pukulan baru bagi Lebanon yang tengah dalam kekacauan keuangan dan politik, dan berjuang untuk mendapatkan bantuan, termasuk dari negara-negara Arab yang kaya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads