Hubungan Arab Saudi dan Lebanon memanas. Saudi menarik Duta Besarnya dari Lebanon dan memberi waktu 48 jam bagi Duta Besar Lebanon untuk meninggalkan kerajaan tersebut.
Hal itu terjadi menyusul pernyataan "menghina" yang dilontarkan seorang menteri Lebanon tentang perang Yaman. Sang menteri pun bereaksi.
Menteri Informasi Lebanon, George Kordahi membela kritikannya terhadap koalisi militer pimpinan Saudi yang memerangi kelompok pemberontak Houthi di Yaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (30/10/2021, Kordahi mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa pemberontak Houthi yang didukung Iran "membela diri ... melawan agresi eksternal", seraya menambahkan bahwa "rumah-rumah, desa-desa, pemakaman dan pernikahan dibom" oleh koalisi.
Wawancara tersebut direkam pada bulan Agustus lalu, tetapi ditayangkan pada hari Senin (25/10) lalu. Dalam wawancara itu, dia juga menyebut perang tujuh tahun di Yaman "sia-sia" dan mengatakan "saatnya untuk mengakhiri".
Pada hari Selasa (26/10), pemerintah Lebanon mengatakan bahwa pernyataan Kordahi "ditolak dan tidak mencerminkan posisi pemerintah". Disebutkan bahwa bahwa wawancara tersebut berlangsung sebelum Kordahi dipilih menjadi menteri pada bulan September.
Kordahi, seorang presenter televisi terkenal, mengatakan kepada wartawan lokal bahwa wawancara tersebut berlangsung pada tanggal 5 Agustus dan merupakan "pendapat pribadinya".
Simak juga 'Jumlah Pejuang Hizbullah Diklaim Lebih Besar dari Pasukan Lebanon':
"Saya tidak salah pada siapa pun. Saya tidak menyerang siapa pun. Mengapa saya harus meminta maaf?" ujarnya. "Saya menyatakan posisi saya dengan cinta sebagai manusia yang merasakan penderitaan Arab," imbuhnya.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pada Rabu (27/10) telah memanggil Dubes Lebanon di masing-masing negara untuk meminta penjelasan terkait pernyataan menteri Lebanon tersebut.
Kemudian pada Jumat (29/10), Bahrain - sebuah kerajaan Teluk kecil yang dekat dengan Riyadh - juga mengusir Dubes Lebanon, memberinya waktu 48 jam untuk pergi.
Riyadh pun menyesalkan memburuknya hubungan dengan Lebanon dan mengatakan "langkah lebih lanjut" akan diambil terhadap Beirut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati bereaksi cepat, mengatakan dia "menyesali" langkah Saudi tersebut.
"Kami sangat menyesal atas keputusan kerajaan dan berharap kerajaan akan mempertimbangkan kembali. Adapun kami, kami akan terus bekerja untuk menyelesaikan apa yang perlu diselesaikan," katanya.